5 Kesalahan dalam Memahami Peradangan atau Inflamasi
YOGYAKARTA – Peradangan atau inflamasi dipahami berkaitan dengan penyakit kronis, seperti kardiovaskular dan diabetes tipe 2. Tetapi banyak kesalahan dalam memahami kondisi tubuh ini. Berikut daftar kesalahan dalam memahami peradangan atau inflamasi dan pemahaman tersebut harus diluruskan untuk menjalani kebiasaan yang lebih sehat.
1. Hanya mengacu pada defisini standar
Benar jika memahami suatu kondisi tubuh dan mengenali masalahnya untuk mengatasi secara tepat. Kesalahpahaman tentang peradangan, mengacu pada definisi standar. Bahwa peradangan sebagai respons tubuh terhadap cedera, alergi, atau infeksi. Pemicu respons tersebut menyebabkan kemerahan, kehangatan, nyeri, pembengkakan, dan keterbatasan fungsi.
Lebih dalam lagi, terdapat lebih dari satu jenis peradangan. Pertama, peradangan atau inflamasi akut yang muncul tiba-tiba selama berhari-hari hingga berminggu-minggu. Kemudian peradangan mereda setelah penyebabnya terkendali. Inflamasi akut bisa disebabkan cedera atau infeksi, dan ini merupakan reaksi tubuh dalam mengupayakan pemulihan kesehatan pada area yang terkena.
Kedua, peradangan kronis yang dapat berkembang tanpa alasan medis yang jelas, berlangsung seumur hidup, dan menyebabkan kerusakan alih-alih penyembuhan. Jenis inflamasi kronis ini, sering dikaitkan dengan penyakit kronis. Seperti obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi tertentu seperti hepatitis C, penyakit autoimun, kanker, dan stres baik secara psikologis maupun fisik.
Sel yang terlibat dalam kedua jenis inflamasi di atas, merupakan bagian dari sistem imun tubuh. Karena setiap sel memiliki perannya sendiri, termasuk menyerang penyerang asing, menciptakan antibodi, dan membuang sel-sel mati. Jadi, peradangan atau inflamasi terjadi tergantung durasi, lokasi, dan penyebab masalah. Sel imun, seperti limfosit, neutrophil, dan makrofag, menyerbu penyerang asing lalu menciptakan peradangan.
2. Peradangan atau inflamasi tidak terjadi secara cepat
Pada sejumlah penyakit kronis, dikaitkan dengan peradangan atau inflamasi. Dalam banyak kasus, mengendalikan peradangan merupakan bagian penting dari pengobatan. Benar saja, peradangan yang tidak terkendali berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang.
Namun peradangan bukan penyebab langsung dari sebagian besar masalah kronis, melansir Harvard Health, Rabu, 8 Januari. Misalnya peradangan pembuluh darah terjadi dengan ateroklerosis. Tidak benar-benar diketahui apakah peradangan kronis yang menyebabkan kondisi tersebut atau faktor lain yang menyebabkannya. Seperti kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok.
3. Benar untuk beberapa kondisi
Tidak semua penyakit kronis gejalanya adalah peradangan atau inflamasi. Misalnya pada orang dengan artritis rheumatoid. Mereka mengalami peradangan karena merasakan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan. Namun jenis peradangan yang terlihat pad aobesitas, diabetes, atau penyakit kardiovaskular lainnya, tidak menimbulkan gejala khusus. Tentu, kelelahan, kabut otak, sakit kepala, dan gejala lainnya terkadang dikaitkan dengan peradangan. Namun, banyak orang mengalami gejala-gejala tersebut tanpa peradangan.
Baca juga:
4. Mengendalikan peradangan kronis menghilangkan sebagian besar penyakit kronis
Perawatan efektif biasanya menargetkan penyebab pradangan, bukan menekan peradangan itu sendiri. Jadi bisa dibilang bahwa peradangan kronis adalah penyebab. Oleh karena itu tidak selalu mengendalikan peradangan kronis menghilangkan sebagian besar penyakit kronis. Misalnya, seseorang dengan artritis reumatoid mungkin mengonsumsi steroid atau obat antiperadangan lainnya untuk mengurangi gejalanya. Namun, untuk menghindari kerusakan sendi permanen, mereka juga mengonsumsi obat seperti metotreksat untuk mengobati kondisi mendasar yang menyebabkan peradangan.
5. Diet antiperadangan mencegah penyakit dengan menekan peradangan
Meskipun benar kita perlu makan secara sehat dengan diet. Tetapi tidak jelas apakah bermanfaat untuk mengurangi peradangan. Betul bahwa diet dan makan makanan sehat meningkatkan kesehatan. Namun mengurangi peradangan hanyalah salah satu dari banyak mekanisme yang mungkin bisa ditempuh.
Selain meluruskan kesalahan dalam memahami peradangan atau inflamasi, perlu juga dipahami bahwa peradangan bukan satu-satunya penjahat yang merenggut nyawa. Peradangan itu rumit dan meredakan peradangan akan membuat seseorang tidak dapat memberikan respons efektif terhadap infeksi, alergen, racun, atau cedera. Jadi, peradangan akut adalah respons alami tubuh. Tetapi peradangan di sisi lain juga memicu masalah tersendiri ketika tak terkendali. Maka penting sekali mengatasi atau mengobati penyebab peradangan atau inflamasi dan mengonsumsi makanan sehat merupakan salah satu cara untuk mengurangi risikonya.