Intel Luncurkan Solusi Whole-Vehicle di CES 2025, Inovasi Kendaraan Berbasis Software

JAKARTA - Di CES 2025, Intel memperkenalkan Whole Vehicle, solusi kontrol adaptif terbaru, yang dirancang untuk mempercepat transisi produsen mobil ke kendaraan listrik dan kendaraan yang berbasis software/software-defined vehicles (SDVs).

Platform whole vehicle ini meliputi komputasi performa tinggi, discrete graphics, artificial intelligence (AI), manajemen daya, dan solusi pengontrol zona serta Intel Automotive Virtual Design Environment (VDE) yang dikembangkan bersama dengan Amazon Web Services (AWS).

“Pendekatan whole-vehicle kami memberikan solusi lengkap yang menurunkan biaya total untuk pengembangan dan penerapan, sekaligus memberdayakan para produsen mobil untuk membangun masa depan mobilitas dengan lebih cepat, lebih efisien, dan lebih menguntungkan,” ujar Jack Weast, Intel Fellow, vice president and general manager of Intel Automotive. 

Untuk mendukung platform ini, Intel memperkenalkan ketersediaan Adaptive Control Unit (ACU), yang dirancang untuk sistem pengatur tenaga kendaraan listrik/electric vehicle (EV) dan aplikasi pengontrol zona.

Jadi, ketika digunakan pada pengatur tenaga kendaraan listrik, ACU mendukung solusi algoritmik canggih yang mengurangi kebutuhan energi kendaraan dari baterai, sehingga bisa secara otomatis menyesuaikan tegangan tinggi dan frekuensi kontrol dengan gaya masing-masing pengemudi dan kondisi jalan. 

Selain itu, ACU juga diklaim mampu mengurangi biaya per kilowatt dan meningkatkan efisiensi energi, sehingga kendaraan bisa mendapatkan kembali hingga 40 persen energi dari sistem pengatur tenaga yang hilang. 

Serta, meningkatkan efisiensi sebesar 3 - 5 persen selama pengujian Worldwide Harmonized Light Vehicles Test Procedure (WLTP). Hal ini berarti peningkatan jarak tempuh, pengisian daya lebih cepat, dan pengalaman berkendara yang lebih responsif. 

Intel juga bekerja sama dengan Amazon Web Services (AWS) untuk menghadirkan Intel Automotive Virtual Development Environment. 

Kolaborasi ini memungkinkan pengembangan kendaraan lebih cepat melalui simulasi virtual yang mengurangi kebutuhan akan perangkat keras fisik, sehingga menekan biaya riset dan pengembangan.

“Kolaborasi ini memberikan solusi terpadu yang mempercepat inovasi, mengurangi biaya penelitian dan pengembangan, serta mempercepat waktu pemasaran,” tambahnya.