Siapa Luhut Binsar Panjaitan?
JAKARTA - Bisikan sang Istri di hari sebelum pelantikan mengingatkan Luhut Panjaitan, kalau dia akan segera memasuki usia ke-77, terbilang tua. Namun tak menyurutkan langkah Luhut menjalani musim keduanya bersama Kabinet Indonesia Maju, Jokowi-Ma'ruf periode 2019-2024. Luhut Binsar Panjaitan adalah nama terakhir yang dipanggil di menit-menit injury time presiden ke Istana Negara. Kali ini dia didapuk dengan tambahan mengurus sektor investasi asing sehingga jabatannya menjadi Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Selepas azan Isha berkumandang, Luhut datang berbalut setelan kemeja putih celana bahan hitam. Cukup 20 menit waktu yang dibutuhkannya untuk menafsirkan apa yang presiden harapkan dari darinya. Luhut menjadi satu di antara tokoh purnawiran dalam kabinet Indonesia Maju bersama Prabowo Subianto, Fachrul Razi, dan Tito Karnavian.
"Mungkin saya tak akan bisa seperti Mahathir Mohamad yang tetap segar bugar untuk ukuran seseorang yang senior berumur 92 tahun."
Luhut Muda dan Prabowo Subianto
Kota Kembang, Bandung menjadi pilihannya kala bersekolah di SMA Penabur. Keputusannya mengikuti jejak sang Ayah menjadikan Akademi Militer Nasional di Magelang, Jawa Tengah, sebagai fase pendidikan selanjutnya.
Setelah lulus menyandang predikat lulusan terbaik tahun 1970, Luhut muda memulai karir dalam kesatuan unit Koperasi Pasukan Khusus (Kopassus) pada tahun 1976. Di sinilah ia mengenal dan berkawan dekat dengan juniornya, Prabowo Subianto Djojohadikusumo.
Tak banyak publik negeri ini mengetahui bahwa Luhut sejak dulu berkawan baik dengan Prabowo. Saling bahu-membahu membesarkan almamater Kopassus hingga membuat nama besar Kopassus menjadi salah satu yang diperhitungkan di antara pasukan elit lainnya di dunia. Luhut yang berusia empat tahun lebih tua dari Prabowo adalah 'Abang', sebutan khas dunia militer untuk menggambarkan mereka yang lebih tua. Operasi Seroja melawan Fretilin di Timor-Timur terdapat kontribusi Luhut dan Prabowo di dalamnya.
Keduanya dipercaya mewakili TNI di berbagai pelatihan-pendidikan militer mancanegara, seperti Jerman Barat dan Belanda. Luhut muda beruntung pernah mengenyam bagaimana pendidikan-pelatihan militer bersama National Defense University di Amerika Serikat. Tercatat 11 kali pendidikan ditempuh Luhut muda, 8 kali di Amerika Serikat, 1 kali di Inggris, dan 2 kali di Jerman Barat. Wajar nantinya ia berpredikat sebagai lulusan terbaik.
Sepulangnya Luhut muda bersama Prabowo dari Jerman Barat pasca berguru kepada Polisi Elit GSG-9, Luhut bisa dibilang sebagai figur krusial atas lahirnya Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus yang kita kenal dengan Sat-81/Gultor.
[strong]
[/strong]Sang Abang Luhut yang berpangkat Mayor adalah komandan pertama yang ditemani sang Adik Kapten Prabowo Subianto sebagai wakil komandan Detasemen 81. Luhut muda juga tercatat sebagai orang pertama sekaligus pendiri dari proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis BAIS ABRI.
Walaupun karir Luhut muda mentok hanya di posisi Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), ia sebenarnya telah banyak diganjar pencapaian positif lewat predikat terbaik. Mulai dari Komandan Resor Militer terbaik se-Indonesia kala menjabat DanKorem di Madiun, Jawa TImur. Komandan Satgas Tempur terbaik saat membabat separatis Fretilin di Timor-Timur. Tambah lagi, ia adalah lulusan terbaik Kursus Dasar Kecabangan Infanteri, Kursus Komando, hingga Kursus Lintas Udara.
Pencapaian Luhut muda mulai terendus naluri seorang L.B. Moerdani, sampai ia dianggap salah satu dari golden boys Moerdani. Diamini pula Luhut bahwa dirinya memang banyak mengambil pelajaran penting dari sang mentor, yang juga tangan kanan sang presiden, Soeharto.
Maret 1983, menjelang Sidang Umum MPR. Kejadian yang meruntuhkan ikatan perkawanan sang Abang Luhut dengan sang Adik Prabowo tak sama lagi senikmat hari kemarin. Instruksi mendadak siaga tempur yang tak pernah diketahui Luhut sebelumnya, mendadak terlontar dari mulut sang Kapten Prabowo yang juga menantu sang Presiden, inisiatif Prabowo atas instruksi kontra kudeta tersebut konon dilandaskan adanya ancaman kudeta dalam tubuh ABRI kepada sang Presiden.
Dalih Prabowo ternyata berdasarkan penyadapan komunikasi dan adanya distribusi pasokan senjata berat dalam jumlah yang besar di Mabes TNI, intruksi kontra kudeta juga dilanjuti dengan 'mengamankan' perwira tinggi yang dicurigai terlibat, Letjen TNI L.B. Benny Moerdani, Marsekal Ginandjar Kartasasmita dan Letjen TNI Moerdiono.
Mayor Luhut jelas menolaknya, karena terlalu jauh melampaui di luar batas dalam struktur organisasi kemiliteran, tak bisa dibenarkan dan diindahkan, Luhut merasa wajib melapor kepada atasannya saat itu, Kolonel Sintong Pandjaitan. Sebuah friksi dalam tubuh internal ABRI akhirnya merenggangkan pertemanan Luhut dan Prabowo, semakin memburuk lagi nasib Luhut pasca de-benny-sasi dilakukan presiden Soeharto.
De-benny-sasi, sebuah istilah oleh profesor Salim Said yang menggambarkan proses pembersihan dunia militer dari keterkaitan sampai pengaruh seorang Benny Moerdani, yang tak lagi menjadi kepercayaan Soeharto.
Jabatan tertinggi Luhut muda terjadi di tahun 1995 saat menjabat sebagai Komandan Korem Madiun 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun, Jawa Timur. Ia termasuk jenderal yang tak pernah merasakan status menjadi panglima dan posisi prestis semacamnya di tubuh TNI.
"Jangankan jabatan Pangdam (Panglima KODAM), jabatan Kasdam (Kepala Staf Kodam) pun tak pernah saya alami," ucap jujur tentang perjalanan karirnya.
Bisa dibilang, walaupun banyak diganjar berbagai penghargaan terbaik, kecemerlangan Luhut muda justru terjadi di luar dunia kemiliteran sesudahnya.
Luhut di Militer Kemudian Politik
Sudah lumrah siklus dunia perpolitikan Republik ini, mereka yang dulunya tumbuh besar di dunia militer kemudian beralih status ke dunia politik, Luhut salah satunya. Luhut memang pawai berdiplomasi, di awal era Reformasi pada tahun 1999 Luhut diutus presiden B.J Habibie mewakili bangsa ini sebagai Duta Besar Penuh Indonesia untuk Singapura, dalam tiga bulan pertama ia berhasil mengembalikan hubungan Indonesia dengan Singapura kembali seperti semula, hangat membaik. setahun dijalani karena pergantian presiden terjadi, B.J Habibie digantikan Abdurrahman Wahid, Gus Dur.
Luhut tak bergeming turun, malahan merambah naik kala diangkat Gus Dur sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Persatuan Indonesia, seiring memanasnya iklim politik nasional menyebabkan momen pelengseran (impeachment) terhadap Gus Dur, yang otomatis mempengaruhi susunan Kabinet, Luhut terkena imbasnya.
Luhut memulai keaktifan organisasi partai lewat Golkar, Golongan Karya, saat dirinya vakum selama tiga tahun di dunia politik, tahun 2004 ia memulai bisnisnya lewat nama PT. Toba Sejahtera, bergerak di bidang pertambangan, minyak, perkebunan dan kelistrikan, mungkin inilah faktor yang mengatrol naik pundi-pundi finansial Luhut, yang tercatat LHKPN per tahun 2015 bahwa kekayaannya berkisar 660 miliar rupiah.
Pilihannya keluar dari partai Golkar dikarenakan pilihannya mendukung calon presiden Jokowi di tahun 2014 berbuah manis, intuisinya tepat dengan berdiri di pihak Jokowi-Jusuf Kalla. Sepak terjang Luhut dinilai Jokowi pantas untuk menjabat sebagai Kepala Staf pertama Kepresidenan, divisi baru dalam Kabinet Indonesia Kerja.
Belum setahun berlalu, Agustus 2015 ia dipindahkan untuk mengisi pos sebagai Menteri Kordinator Bidang Politik dan Keamanan, menggantikan Tedjo Edhy Purdjiatno yang terkena reshuffle kabinet. Tahun berikutnya tepat di bulan Juli 2016 Luhut berpindah tugas ke Kementerian Kemaritiman, sebagai Menteri Kordinator Kemaritiman.
Terpilihnya Jokowi kali keduanya, Luhut ditugaskan di Kementerian yang sama namun bertambah satu lagi tugasnya mengurusi investasi asing, Luhut Binsar Panjaitan adalah Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi untuk lima tahun kedepan, periode 2019-2024.
Luhut Menjawab Investasi dan Isu Cina
Makin luasnya hegemoni Cina di tangan kepemimpinan presiden seumur hidup Xi Jinping, berefek pula bagaimana iklim perpolitikan global, Indonesia termasuk. Tingginya intensitas peran Cina di pelbagai bidang dengan Indonesia menyeret peran Luhut yang dikonotasikan publik sebagai figur yang erat dengan pemerintah Cina. Padahal, luhut mengungkapkan bahwa publik asbun, asal bunyi beranggapan, memandang istilah investasi hanyalah sekedar uang tanpa menelisik seperti apa aturan mainnya yang jelas tertera dalam Undang-Undang.
"Orang bilang, Luhut ini agen Cina, ada lagi yang bilang saya Dubes Kehormatan Cina, yang ngomong asbun (asal bunyi) saja," bantahnya. Lugas penjelasannya berbicara investasi asing harus ada informasi kredibel dan perhitungan matematis, bahasa tentaranya: pengidentifikasian haruslah berlaku, dari mana sumber uang tersebut.
"Sebenarnya bukan hanya Cina, ada Muhamamd Bin Salman dari Arab Saudi, ada Uni Emirat Arab , Cina, Jepang, Korea Selatan dan Singapura, jadi bukan hanya Cina saja, nggak betul itu," bela luhut tegas.
Argumen Luhut adalah national interest menjadi prioritas, mau siapapun berinvestasi di Indonesia, kebetulan Cina memang mendominasi belakangan ini. Akibatnya, Luhut mengaku sedari awal sudah siap dipersepsikan negatif terkait isu Cina.
Keluarga di Mata Seorang Luhut
Takdir Luhut terlahir sebagai anak sulung tertua diantara lima bersaudara, sang Ayah Bonar Panjaitan hanyalah tentara yang memilih pensiun dini di umur 47 tahun kemudian banting stir sebagai supir bus demi menyambung nafas keluarganya, sang Ibu cuma wanita biasa yang tak pernah menamatkan sekolah dasarnya.
Perangai Luhut yang mudah awam kenali sebagai figur yang terlihat dingin, tertutup dan galak, yang dibenarkan pula oleh anak buahnya saat menggambarkan sosok Luhut saat meletusnya Operasi Seroja di Timor-Timur dulu, mereka lebih baik bertemu Fretilin ketimbang seorang Luhut Binsar Panjaitan.
Namun berkebalikan bila berbicara seputar keluarga besarnya, sesuatu yang tak ternilai dalam hidupnya, sosoknya drastis berbalik sebagai Luhut yang hangat, terbuka, dan cenderung religius.
Dikaruniai empat orang anak bersama Devi Simatupang sang Istri, Paulus, David, Paulina dan Kerri hal terbaik kehidupan Luhut. Dua orang dalam keluarga besarnya mengikuti Luhut sebagai perwira militer, Paulus anak tertua, menjadi satu diantara tiga perwira asal Indonesia yang lulus dengan hasil sangat baik memuaskan lewat US Army Commanding General and Staff College / US Army CGSC, pendidikan ala SESKOAD Amerika Serikat di Kansas. Mantunya Maruli Simanjuntak, sang komandan Paspampres berpangkat Brigadir Jenderal yang bertugas mengamankan keseharian presiden Jokowi.
Luhut mengumbar kisah keluarga besarnya tanpa sungkan lewat akun resmi Facebook dan Instagram, karena keterbukannya berkisah, publik baru tahu bahwa Faye Simanjuntak adalah cucu tertua Luhut, gadis milenial yang dinominasikan Forbes Indonesia sebagai anak muda paling berpengaruh 2020 dibawah umur 30 tahun, 30 under 30 2020.
Bersama Yasonna Laoly dan Juliari Batubara, Luhut adalah tiga figur menteri di Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf asli putra daerah tanah Sumatra Utara. Kentalnya kultur dan keterikatan emosional yang kuat akan tanah kelahirannya sendiri, direfleksikan Luhut dalam dunia pendidikan dengan membangun Sekolah Tinggi Politeknik Informasi DEL di Laguboti, Sumatera Utara.
Belum cukup dirasanya, keaktifannya ditambahkan dalam Yayasan HKBP Nommensen, kontribusi besar Luhut membuat Universitas Nommensen yang berlokasi di Bonapasogit itu akhirnya mempunyai satu fakultas kedokteran baru melengkapi fakultas lainnya.
Fakta Menarik Luhut Binsar Panjaitan
- Ternyata ia punya mimpi agar Indonesia membangun senjata nuklir sendiri, optimisme tergurat karena bangsa sebesar Indonesia pasti bisa membangun senjata nuklir.
- Bintang empat dipundaknya diperoleh saat menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era presiden Abdurrahman Wahid, Gus Dur.
- Keputusan menempatkan Basuki 'Ahok' Tjahja Purnama sebagai Komisaris Pertamina, berdasarkan kinerja Ahok dan gaya khas-nya diyakini bisa membereskan masalah di sektor BUMN.
- Luhut muda ternyata aktif sebagai atlet renang, judo, karate dan terjun payung. Ia pernah membela provinsi Riau lewat cabang olahraga renang.
Profil Luhut Binsar Panjaitan
Nama lengkap: Luhut Binsar Panjaitan.
Tempat, Tanggal Lahir: Simargala, Tapanuli, Sumatera Utara, 28 September 1947.
Profesi: Militer (Purnawirawan), Politisi.
Agama: Protestan.
Pasangan: Devi Simatupang.
Pendidikan:
- Akademi Militer Magelang, 1970.
- SMA Penabur, Bandung, Jawa Barat.
Perjalanan Karir:
- Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kabinet Indonesia Maju (2019-sekarang).
- Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Kabinet Indonesia Kerja (2016-2019).
- Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Kabinet Indonesia Kerja (2015-2016).
- Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Kabinet Indonesia Kerja (2014-2015).
- Wakil Ketua DPP Partai Golongan Karya (2008-2014).
- Menteri Perindustrian dan Perdagangan (2000-2001).
- Duta Besar RI Berkuasa Penuh Untuk Singapura (1999-2000).
- Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat, Bandung, Jawa Barat.
- Komandan Korem, Madiun, Jawa Timur.
- Komandan Pusat Kesenjataan Infantri, Bandung, Jawa Barat.
- Komandan Pertama Detasemen 81 (Detasemen Penanggulangan Teror (Gultor)81).
- Asisten Operasi Markas Kopassus.
- Komandan Pusat Pendidikan Kopassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
- Kopassus (Komando Pasukan Khusus).
Penghargaan:
- Ernst & Young Entreprenuer of The Year, kontribusi pada Pengembangan Sosial (2011).
- Penghargaan Komite Olahraga Nasional Indonesia sebagai Pembinda Olah Raga terbaik Nasional (2006).
- Komandan Resort Militer (Danrem) Terbaik se-Indonesia (1995).
- Tanda Jasa Militer: Kesetiaan 8 Tahun, Kesetiaan 16 Tahun, Bintang Kartika Eka Paksi Prestasi dan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya.
- Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik Akademi Militer Nasional (AKABRI) Bagian Darat (1970).
- Bintang Yudha Dharma Nararya.
- Bintang Prestasi Kartika Eka Paksi III.
- Satya Lencana Nararya III.
- Satya Lencana Kesetiaan XXV.
- Satya Lencana GOM VIII/Dharma.
- Satya Lencana Penegak.
- Satya Lencana Seroja.
- Satya Lencana Garuda VIII.
- Satya Lencana Dwidya Sistha.
- Satya Lencana PBB.