Peringati Hari Braille Sedunia, Mensos Ajak Masyarakat Ciptakan Ekosistem Ramah Disabilitas

JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengajak seluruh pihak aktif menciptakan ekosistem terhadap pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.

Hal itu disampaikan Mensossaat menghadiri peringatan Hari Braille Sedunia di kawasan Patung Kuda Monas, Jakarta, pada Minggu 5 Januari.

"Hari ini kita sama-sama memperingati Hari Braille Sedunia, dari data yang ada, menunjukkan kita perlu suatu langkah besar dalam rangka penghormatan dan perlindungan hak penyandang disabilitas," kata Mensos, disitat Antara.

Mensos menegaskan, para penyandang disabilitas memiliki kebutuhan yang sama dengan masyarakat non-disabilitas. Mereka membutuhkan perlindungan dan jaminan sosial, juga pemenuhan hak-hak dasar oleh negara dan seluruh masyarakat yang harus saling peduli terhadap perlindungan dan penghormatan penyandang disabilitas.

"Penyandang disabilitas itu butuh rekreasi, pekerjaan, jadi sama seperti kita. Untuk itu, kita harus menghormati sebagaimana kita menghormati orang lain," ucap Mensos.

Ia mengingatkan, perlindungan dan penghormatan hak dasar penyandang disabilitas menjadi salah satu agenda besar Pemerintah dalam rangka penguatan transformasi sosial sebagaimana tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045. Semua itu bertujuan mendukung perwujudan Visi Indonesia Emas 2045 yang Bersatu, Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan.

"Ada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016, itu adalah payung hukum bagi kita semua untuk memberikan perlindungan kepada penyandang disabilitas," tuturnya.

Mensos juga memaparkan, sebanyak tujuh persen penduduk Indonesia atau 11,3 juta orang merupakan penyandang disabilitas dengan berbagai kategori, sedangkan jumlah penyandang disabilitas sedang dan berat di Indonesia sebanyak 1,9 juta orang.

"Inilah PR besar kita ke depan untuk bisa sama-sama memberikan kesempatan kepada para penyandang disabilitas dalam mengakses hak-hak dasarnya," ujar dia.

Ia menambahkan, saat ini Pemerintah sedang memproses peraturan pemerintah tentang konsesi dan insentif bagi penyandang disabilitas, yang akan memberikan kemudahan kepada penyandang disabilitas dalam mengakses layanan dasar.

"Saat ini sedang tahap finalisasi Peraturan Pemerintah tentang konsesi disabilitas," katanya.

Dalam mewujudkan penghormatan hak-hak penyandang disabilitas tersebut, pihaknya juga gencar menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.

Presiden Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia Arief Pribadi yang juga hadir pada acara tersebut mengatakan, yayasannya memberikan berbagai pemenuhan layanan dasar bagi penyandang disabilitas, salah satunya hak memperoleh pendidikan berupa pengembangan literasi braille dan penyebarluasan informasi dalam dokumen-dokumen yang diterjemahkan ke huruf braille.

"Beliau (Mensos) sangat perhatian dengan teman-teman disabilitas. Mudah-mudahan kehadiran beliau bisa mengangkat teman-teman disabilitas. Hari ini juga akan ada penyerahan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta yang dibuat dan dicetak ulang menggunakan huruf braille oleh para penyandang disabilitas," ucap Arief.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jakarta Premi Lasari menyebutkan, pihaknya telah melakukan penyempurnaan melalui Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2022 yang tidak hanya mengatur penghormatan, tetapi juga perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.

Di dalam perda itu, terdapat 18 aspek yang harus dipenuhi dalam rangka peningkatan sarana prasarana dan layanan serta fasilitas bagi penyandang disabilitas di Jakarta.

Salah satu penyandang disabilitas netra yang hadir, Fajar Setiadi (22), seorang warga Jakarta dengan prestasi sebagai kontingen Jakarta yang mewakili Indonesia pada ajang ASEAN Para Games 2023 di Kamboja menegaskan bahwa disabilitas bukan penghalang baginya.

"Disabilitas bukan penghalang untuk berprestasi dan terus berkarya," ucap Fajar.