Akar Permasalahan Beras di Tanah Air, Alat Penggilingan yang Kurang Modern hingga Impor
JAKARTA - Pemerintah harus menyelesaikan permasalahan beras di Tanah Air dari hulu sampai ke hilir. Sebab, jika tidak diselesaikan dari akar permasalahannya maka tidak akan selesai. Salah satu yang perlu diperbaiki adalah alat penggalian padi yang kurang modern.
Mantan Direktur Utama Perum Bulog sekaligus Ketua Perdadi Sutarto Alimoeso mengatakan bahwa permasalahan beras di Tanah Air tidak akan selesai jika masalah penggilingan padinya tidak diselesaikan.
Karena itu, kata dia, pemerintah perlu menyelesaikan dari hulu permasalahan hingga ke hilir. Mulai dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan hingga implementasinya di lapangan.
"Untuk itu ada satu catatan penting dari kami bahwa permasalahan perberasan ini tidak akan pernah selesai manakala tanpa menyelesaikan permasalahan yang menyangkut dengan penggilingan padi," tuturnya dalam webinar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) tentang ketahanan pangan nasional yang dipantau di Jakarta, Kamis, 15 April.
Saat ini, kata dia, permasalahan yang ada di penghilangan padi yaitu perlunya revitalisasi penggilingan padi kecil. Sebab, jumlah penggiling padi kecil lebih banyak yaitu 94 persen dari total penggilingan padi yang ada.
"Revitalisasi ini mulai dari bagaimana kita perlu adanya mesin pengering. Kemudian melakukan penggantian dan penambahan peralatan yang modern untuk penggilingan padi kecil," katanya.
Sutarto menyarankan agar pemerintah mendukung para penggiling kecil untuk merevitalisasi peralatan mereka dengan skema kredit. Kata dia, dengan begitu kualitas beras pun akan membaik.
"Karena mereka adalah UMKM, usul kami adalah kredit yang mudah dan murah. Bila perlu disubsidi oleh pemerintah dengan sekitar maksimum platform kredit Rp2,5 miliar itu, kita akan mampu memperbaiki performance dari penggilingan padi dan nanti akan mampu memperbaiki beras sebagai cadangan beras pemerintah dengan kualitas yang memadai," ujarnya.
Impor beras membuat harga dalam negeri turun
Tak hanya alat penggilingan padi, kata Sutarto, keputusan pemerintah mempersiapkan impor beras saat panen raya kurang tepat. Sebab, akan berdampak pada turunnya harga pasar beras dalam negeri.
Baca juga:
- Masuki Panen Raya, Legislator PKS Minta Bulog Serap Beras Petani Lokal
- Mendag Lutfi dan Menko Perekonomian Airlangga Dianggap Layak Diganti, Alasannya?
- Wow! Impor Kurma RI Naik 7 Juta Dolar AS dalam 3 Bulan Jelang Ramadan Tahun Ini
- Strategi Memilih Menu Buka Puasa dan Sahur Agar Tetap Sehat saat Ramadan
"Harga gabah dan beras akan tertekan dan cenderung akan turun terus," tuturnya.
Untuk itu, Sutarto meminta pemerintah meninjau kembali keputusan impor beras dalam membantu petani agar harga wajar dapat diterima petani. Sehingga, petani akan tetap bergairah untuk menanam padi kembali pada musim-musim selanjutnya.
Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan penyerapan gabah dan beras dalam negeri secara intensif. Temasuk, perlu dilakukan komprehensif. Peninjauan terhadap peraturan menteri yang perlu dilakukan seperti harga eceran tertinggi beras, harga pembelian pemerintah dan pelaksanaan bantuan nontunai.
"Serta, mengurangi hasil dan efisiensi. Lalu, penyusunan sistem logistik nasional dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pangan," ujarnya.