Baterai Bermasalah, Ford Recall Sebanyak 20.000 Unit SUV Hybrid di AS
JAKARTA - Kabar kurang baik kembali mendatangi Ford di awal tahun 2025. Pabrikan otomotif terbesar Amerika Serikat (AS) ini membuka langkah penarikan kembali (recall) yang melibatkan sejumlah SUV hybrid.
Dilansir dari Reuters, Kamis, 2 Januari, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengumumkan menarik kembali sebanyak 20.484 unit yang melibatkan Ford Escape dan model premium Lincoln Corsair produksi model 2020 hingga 2024.
Disebutkan masalah tersebut berasal dari cacat produksi pada baterai bertegangan tinggi sehingga berpeluang mengakibatkan korsleting internal.
“Cacat produksi pada satu atau lebih sel baterai bertegangan tinggi dapat mengakibatkan korsleting internal dan kegagalan baterai,” kata NHTSA.
Baca juga:
Kata regulator keselamatan mobil ini, dealer setempat akan melakukan pembaruan perangkat lunak modul kontrol energi baterai dan mengganti paket baterai tegangan tinggi, jika diperlukan, secara gratis.
Sebelumnya pada akhir tahun 2024, Ford menjadi salah satu dari sekian merek otomotif yang melakukan program recall terbanyak. Brand berjuluk “Blue Oval” ini mengantongi program recall sebanyak 4.370.701 unit di negeri paman Sam.
Namun, jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan otomotif lainnya seperti Tesla yang mengumpulkan 5.135.697 unit dan Stellantis hingga 4.722.452 unit sepanjang tahun 2024 lalu.
Salah satu program recall terbesarnya pada tahun lalu ialah sebanyak 765.000 unit karena beberapa kendaraan masih menggunakan airbag Takata yang tidak aman. Dari jumlah tersebut, sekitar 374.300 unit di antaranya merupakan mobil yang berada di AS.
Penarikan kembali ini melibatkan sejumlah mobil berpenumpang, seperti Fusion, Mercury Milan, Lincoln MKX, dan Lincoln Zephyr yang semuanya produksi 2006-2012. Kemudian, model yang terdampak lainnya ialah Edge 2007-2010.
Tidak hanya kendaraan berpenumpang, mobil sport pabrikan berjuluk “Blue Oval” seperti GT keluaran 2005-2006 dan Mustang 2005-2014 juga terdampak masalah tersebut.
Diketahui bahwa inflator airbag Takata ini bisa meledak, menyebabkan pecahan logam tajam yang dapat berterbangan sehingga dapat melukai pengguna kendaraan baik penumpang maupun pengemudi.