KKP Dorong Peningkatan Produksi Ikan Teri Ekspor di Pulau Pasaran

JAKARTa - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen meningkatkan produksi ikan teri berkualitas ekspor di Pulau Pasaran, Bandar Lampung, guna mendukung sektor perikanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan, Didit Herdiawan, dalam pernyataannya di Jakarta pada Minggu, menyampaikan bahwa langkah ini dapat diwujudkan dengan memberdayakan perempuan setempat agar mampu menghasilkan produk teri berkualitas tinggi.

"Pulau Pasaran dikenal sebagai salah satu penghasil teri terbaik di Indonesia. Produk olahannya untuk ekspor dapat menjadi sumber tambahan pendapatan bagi keluarga nelayan," ujar Didit setelah bertemu dengan warga setempat di Pulau Pasaran, Bandar Lampung.

Ia menjelaskan pemberdayaan perempuan di wilayah tersebut bisa dilakukan melalui kolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan usaha serta menciptakan produk berbasis kearifan lokal.

"Penting sekali bagi ibu-ibu di sini untuk meningkatkan keahlian mereka, sehingga dapat menghasilkan produk dengan nilai tambah serta menambah pemasukan keluarga," tambahnya.

Didit juga mengingatkan agar fasilitas yang telah disediakan oleh KKP di Pulau Pasaran, yang kini menjadi Kampung Nelayan Modern (Kalamo), dioptimalkan untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat.

"Pengelolaan yang baik dapat membantu nelayan menghadapi masa sulit dan menjaga stabilitas pasar. Oleh karena itu, pengelolaan teri di Pulau Pasaran harus dilakukan secara optimal," jelasnya.

Sejalan dengan hal itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, memaparkan hasil monitoring terhadap dampak ekonomi pada 21 anggota koperasi perikanan di Pulau Pasaran.

Ia mengungkapkan rata-rata produksi pengolahan teri di wilayah tersebut mencapai 2-5 ton per bulan, dengan omzet berkisar antara Rp20 juta hingga Rp50 juta per bulan.

Dalam prosesnya, satu unit usaha pengolahan teri dapat melibatkan 10-20 tenaga kerja, yang bertugas dalam sortasi, pembersihan, pengeringan, dan pengemasan. Saat ini, produk teri dari Pulau Pasaran banyak dipasarkan ke Jakarta dan Lampung.

"Sejak diresmikan sebagai Kalamo, kami terus memantau perkembangan di sini. Hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah hadir untuk masyarakat pesisir," kata Budi.

Ia juga mendorong koperasi perikanan untuk lebih inovatif dalam memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun internasional.

Dalam kunjungannya ke Lampung, Wamen Didit juga mengunjungi Kantor Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Lampung. Di unit pelayanan teknis (UPT) tersebut, ia menekankan pentingnya peningkatan pelayanan publik dan sinergi antar satuan kerja untuk mempercepat penyelesaian masalah masyarakat, terutama dalam upaya mencapai swasembada pangan.

Program Kampung Nelayan Modern (Kalamo) merupakan bagian dari inisiatif ekonomi biru yang digagas Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas nelayan melalui penyediaan infrastruktur perikanan. Selain di Pulau Pasaran, Kalamo juga telah dibangun di Biak, Papua.