Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Kredit Investasi Padat Karya
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing industri nasional, Pemerintah meluncurkan skema kredit atau pembiayaan baru yakni Kredit Investasi Padat Karya mencapai target penyaluran sebesar Rp20 triliun pada tahun 2025.
"Pemerintah menyediakan anggaran subsidi bunga/ marjin yang cukup untuk proyeksi penyaluran skema kredit investasi padat karya ini mencapai target penyaluran sebesar Rp20 triliun pada tahun 2025," ujarnya dalam keterangannya, Rabu 25 Desember.
Airlangga menyampaikan hal ini merupakan bukti konkret keseriusan Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri padat karya nasional dan menciptakan lapangan kerja baru.
Menurut Airlangga skema lredit investasi padat karya ini dirancang khusus guna mendukung revitalisasi mesin dan peningkatan produktivitas di sektor industri padat karya.
Melalui skema ini, Airlangga menyampaikan pelaku industri dapat mengakses pembiayaan untuk memodernisasi peralatan dan meningkatkan efisiensi produksi.
Adapun, skema kredit ini menawarkan sejumlah fitur menarik, antara lain plafon pinjaman di atas Rp500 juta hingga Rp10 miliar, suku bunga/ marjin yang lebih rendah dari kredit komersial, dan jangka waktu pinjaman fleksibel antara 5-8 tahun.
"Skema kredit ini ditujukan untuk sektor-sektor industri padat karya, seperti pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit, barang dari kulit, alas kaki, mainan anak, serta makanan dan minuman," ujarnya.
Baca juga:
- Melihat Pengrajin Patung Rohani Tangsel Ketiban Untung saat Natal Tiba, Pesanannya Sampai Luar Negeri
- Simak Perayaan Tahun Baru Pemprov DKI, Mulai dari Jelajah Peradaban Jakarta hingga Panggung Hiburan
- Polisi Pastikan Jenazah Ditemukan Mengenaskan di Tebet Korban Tabrak Lari
- Prabowo: Sambut Natal dengan Semangat Baru untuk Wujudkan Indonesia Emas 2025
Airlangga menjelaskan untuk mendapatkan kredit ini, calon penerima harus memenuhi sejumlah syarat, di antaranya, memiliki usaha yang produktif dan layak, memiliki pengalaman usaha minimal 2 tahun dan memiliki paling sedikit 50 tenaga kerja yang diharapkan dapat meningkat seiring peningkatan kapasitas produksi karena revitalisasi mesin yang dilakukan.
"Peluncuran skema kredit ini merupakan salah satu dari paket kebijakan Pemerintah yang lebih luas untuk menyelamatkan dan memperkuat industri di Indonesia," tuturnya.
Airlangga menyampaikan Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong transformasi industri melalui berbagai instrumen, seperti insentif fiskal, kemudahan perizinan, peningkatan kualitas SDM, dan penguatan riset dan inovasi.
Oleh sebab itu, Airlangga menyampaikan upaya ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri nasional, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.