Keterlambatan Toilet Training Dapat Berdampak pada Kesehatan Anak

JAKARTA - Keterlambatan dalam melatih anak untuk buang air kecil dan buang air besar di toilet atau toilet training dapat memicu berbagai masalah kesehatan pada anak.

Hal ini dikatakan dr. Meitha Pingkan Esther T. Sp.A (K), anggota Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang Pediatri Sosial dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Penundaan toilet training berisiko meningkatkan penyebaran penyakit seperti infeksi, diare, dan hepatitis A," ungkapnya dalam webinar IDAI seperti dikutip ANTARA.

Ia juga menjelaskan bahwa keterlambatan ini dapat menyebabkan anak menolak untuk buang air besar, yang pada akhirnya berpotensi memicu konstipasi serta berbagai gangguan dalam pengendalian kandung kemih.

Selain itu, keterlambatan dalam pembelajaran ini juga dapat menimbulkan stres bagi orang tua, anggota keluarga, serta pengasuh di tempat penitipan anak maupun guru di sekolah. Anak-anak yang belum terampil menggunakan toilet juga dapat meningkatkan beban kerja pengasuh di tempat penitipan anak atau taman bermain.

Menurut dr. Meitha, toilet training bertujuan melatih anak agar dapat mandiri dalam menggunakan toilet untuk buang air kecil maupun besar. Ada dua tujuan utama pelatihan ini, yaitu membantu anak mengenali sensasi ingin buang air dan mengajarkan tata cara menggunakan toilet dengan benar.

"Sebagai contoh, ketika anak merasakan keinginan untuk buang air kecil, dia akan langsung menuju toilet, duduk di sana, buang air, membersihkan dirinya, menyiram toilet, mencuci tangan, dan sebagainya," jelasnya.

Pelatihan ini bertujuan agar anak mampu menjalankan semua langkah yang diperlukan saat menggunakan toilet, termasuk mengenakan pakaian kembali secara mandiri setelah selesai.

Orangtua memegang peranan penting dalam membiasakan anak menggunakan toilet. Memberikan contoh yang baik dan mendampingi anak selama proses pelatihan dapat mempercepat kemajuan.

Sebagai bentuk motivasi, dr. Meitha menyarankan orangtua memberikan pujian atau apresiasi setiap kali anak berhasil menyelesaikan tahapan pelatihan secara mandiri. Hal ini penting karena keterampilan menggunakan toilet merupakan salah satu tonggak penting dalam perkembangan anak.

Selain mempermudah perawatan anak dalam kehidupan sehari-hari, keberhasilan toilet training juga dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pembelian popok.