Bangladesh Minta India Ekstradisi Mantan PM Hasina untuk Diadil

JAKARTA - Bangladesh meminta India untuk mengekstradisi atau memfasilitasi kembalinya Perdana Menteri yang digulingkan, Sheikh Hasina, ke Dhaka, kata diplomat negara Asia Selatan tersebut.

"Kami mengirimkan sebuah nota verbal (pesan diplomatik) kepada pemerintah India yang menyatakan bahwa pemerintah Bangladesh ingin dia (Hasina) kembali ke sini untuk proses peradilan," kata Penasihat Luar Negeri Bangladesh, Touhid Hossain, kepada wartawan di Dhaka dilansir ANTARA dari Anadolu, Selasa, 24 Desember.

Hasina (77) melarikan diri ke India pada 5 Agustus setelah terjadi pemberontakan rakyat terhadap dugaan kekejaman dan penindasan selama 15 tahun masa pemerintahannya.

Lebih dari 700 orang, sebagian besar pemuda, tewas dalam pemberontakan rakyat dipimpin oleh mahasiswa tersebut, yang kemudian berujung pada pembentukan pemerintahan transisi.

Sumber di pemerintahan India mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima nota verbal tersebut "sehubungan dengan permintaan ekstradisi" dari Komisi Tinggi Bangladesh di New Delhi pada Senin.

"Saat ini, kami tidak dapat memberikan komentar mengenai masalah ini," kata sumber pemerintah India kepada Anadolu.

Di Dhaka, Hasina menghadapi banyak kasus, termasuk untuk dugaan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Menurut Penasihat Urusan Dalam Negeri, Letnan Jenderal (Purn.) Jahangir Alam Chowdhury, sudah ada perjanjian ekstradisi antara Dhaka dan New Delhi.

"Kami memiliki kesepakatan pertukaran tahanan dengan India. Itu akan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan tersebut," kata Chowdhury kepada wartawan di Dhaka.

Pemenang Nobel, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan transisi sejak 8 Agustus.

New Delhi sebelumnya menyatakan bahwa Hasina berada di India "untuk saat ini."

Hubungan bilateral antara kedua negara tetangga Asia Selatan tersebut semakin memburuk dengan Dhaka menuduh media India menjalankan propaganda terhadap Bangladesh.

Setelah media India mulai memberi ruang untuk pernyataan-pernyataan yang diduga dikeluarkan oleh Hasina, Yunus meminta New Delhi untuk membuat mantan perdana menteri tersebut tetap diam.

Dalam perkembangan terbaru sejak Agustus, India mengirimkan delegasi tingkat tinggi pertama ke Bangladesh pada awal bulan ini.

Yunus mengatakan kepada Sekretaris Utama Departemen Luar Negeri India, Vikram Misri, bahwa keberadaan Hasina di India menyebabkan ketegangan.