Penjualan EV Lemah, Stellantis Tangguhkan Produksi Dua Model Maserati hingga Februari 2025

JAKARTA - Kabar kurang baik kembali mendatangi Stellantis. Perusahaan multinasional ini baru saja umumkan memperpanjang penutupan pabrik di Mirafiori, Italia yang merakit Fiat 500e hingga 20 Januari. Sebelumnya, mereka hanya menghentikan produksinya hingga 5 Januari.

Tak hanya berdampak pada model Fiat 500e saja, penutupan pabrik ini juga berdampak pada Maserati GranTurismo dan GranCabrio yang dihentikan produksinya hingga 3 Februari.

Melansir dari Motor1, Senin, 23 Januari, Stellantis telah menghentikan produksi di pabriknya beberapa waktu lalu, termasuk dua kali pada akhir tahun 2023 pada bulan September dan Oktober.

Langkah ini harus diambil oleh perusahaan karena penjualan kendaraan listriknya tidak sebaik yang direncanakan oleh pembuat mobil, dan pembuat mobil kini membatasi produksi kendaraan listrik sambil mempertimbangkan kembali upaya elektrifikasi mereka.

Selain ketidakpastian pasar dengan permintaan terhadap mobil listrik mengalami pasang surut, faktor-faktor ekonomi global serta politik masih mempengaruhi keputusan produksi para produsen otomotif.

Sebelumnya, CEO Stellantis Carlos Tavares juga menyalahkan pemasaran yang buruk atas hasil tidak impresif yang diperoleh Maserati. Namun, ini juga mengantarkan pria asal Portugal tersebut membuat surat pengunduran diri secara tiba-tiba pada awal bulan yang disebabkan adanya ketidaksepakatan antara dirinya dengan jajaran dewan direksi.

Stellantis juga telah mengumumkan penutupan pabrik van Vauxhall di Inggris. Penutupan pabrik ini berpotensi mengancam lebih dari 1.000 pekerjaan di wilayah tersebut.

Namun, perusahaan berencana menawarkan opsi relokasi pekerjaan kepada beberapa karyawan di pabrik van Vauxhall. Stellantis berencana untuk memindahkan beberapa pekerja ke pabrik Ellesmere Port, yang telah diinvestasikan sebesar 63 juta dolar AS untuk menjadi pusat produksi EV di Inggris utara.