Apa Saja Faktor Pembentuk Tanah yang Memberikan Dampak Signifikan
YOGYAKARTA - Tanah sejak dulu menjadi aset berharga yang mendukung kehidupan seluruh manusia di Bumi. Pembentukan tanah melibatkan serangkaian proses kompleks yang membutuhkan waktu yang begitu panjang. Ada beberapa faktor pembentukan tanah yang memberikan dampak signifikan terhadap sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Simak ulasan mengenai faktor pembentuk tanah di bawah ini.
Pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor pembentuk tanah menjadi penting untuk merinci kompleksitas dan keberagaman tanah di seluruh dunia. Dengan menjaga faktor-faktor tersebut, maka dapat dipastikan kelangsungan hidup lingkungan yang sehat dan merawat kekayaan alam yang diwarisi dari generasi ke generasi.
Faktor Pembentuk Tanah
Dikutip dari buku Buku Siswa Geografi SMA/MA Kelas 10 karya Dadang Tri Atmoko, S.Pd. M.Sc. (2021), faktor pembentuk tanah yang paling dominan yaitu faktor iklim. Di bawah ini adalah faktor-faktor lainnya.
Iklim
Iklim menjadi salah satu faktor utama pembentukan tanah. Curah hujan, suhu, dan iklim secara menyeluruh memengaruhi kecepatan pelapukan batuan dan organisme tanah yang berperan dalam menghasilkan bahan organik.
Di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, tanah cenderung membentuk lapisan humus yang tebal.
Bahan Induk (Batuan Asal)
Bahan induk atau batuan asal memberikan kontribusi besar terhadap sifat-sifat tanah. Proses pelapukan fisik dan kimia pada batuan menghasilkan partikel-partikel tanah.
Batuan yang mengandung banyak mineral dapat menghasilkan tanah yang subur, sementara batuan yang kurang mengandung mineral menghasilkan tanah yang kurang subur.
Vegetasi dan Organisme Tanah
Tanaman dan organisme tanah, misalnya bakteri dan cacing tanah, memberikan peran penting dalam pembentukan tanah.
Akar tanaman merombak batuan dan membantu mempercepat proses pelapukan, sementara aktivitas organisme tanah menghasilkan humus yang meningkatkan kesuburan tanah.
Waktu
Proses pembentukan tanah memerlukan waktu yang sangat lama. Semakin lama tanah berada dalam kondisi pelapukan dan pengendapan, semakin matang dan subur tanah tersebut.
Dengan mempertimbangkan faktor pembentukan tanah, maka keragaman tanah di seluruh dunia dapat dipahami dan pentingnya menjaga keseimbangan ekologisnya. Dalam konteks pertanian, pemahaman ini juga menjadi dasar untuk praktik-praktik budidaya tanah yang berkelanjutan.
Topografi (Lanskap)
Topografi atau bentuk lahan juga memengaruhi pembentukan tanah. Pada lereng gunung, tanah cenderung lebih tipis karena erosi yang lebih besar, sementara di dataran rendah, tanah dapat mengalami akumulasi endapan.
Pelapukan
Pelapukan menjadi proses alami yang terjadi di permukaan bumi untuk membentuk tanah melalui penguraian atau penghancuran batuan, mineral, dan bahan organik, dan proses ini terjadi secara fisik, kimia, dan biologis.
Fisik
Pelapukan fisik terjadi saat batuan terpecah menjadi fragmen yang lebih kecil tanpa mengubah komposisi kimia mereka. Beberapa contoh dari pelapukan fisik meliputi perubahan suhu yang cepat atau drastis, seperti saat air yang tertahan di dalam celah batuan membeku dan meleleh kembali saat suhu naik. Proses ini bisa mempercepat keruntuhan batuan dan memisahkannya menjadi fragmen yang lebih kecil. Proses pelapukan fisik juga bisa terjadi saat akar tanaman atau organisme yang lain tumbuh dan menekan batuan, dan pecah menjadi fragmen yang lebih kecil.
Biologi
Pelapukan biologis terjadi saat organisme hidup, misalnya bakteri dan jamur, membantu dalam penguraian bahan organik dan mineral di dalam tanah. Organisme ini menghasilkan enzim yang membantu dalam pemecahan bahan organik menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana, yang selanjutnya digunakan oleh tanaman untuk tumbuh. Organisme ini juga membantu dalam membentuk humus, bahan organik gelap yang mengandung banyak nutrisi dan sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Kimia
Pelapukan kimia terjadi saat batuan diuraikan melalui reaksi kimia dengan air, udara, atau zat-zat kimia lainnya yang terdapat di dalam tanah. Salah satu contoh pelapukan kimia yaitu oksidasi, di mana oksigen bereaksi dengan mineral di dalam batuan untuk mengalami pembentukan senyawa kimia yang baru. Pelapukan kimia juga bisa terjadi ketika asam, misalnya asam karbonat atau asam sulfat, bereaksi dengan mineral di dalam batuan dan mengubah komposisi kimianya.
Baca juga:
Ketiga jenis pelapukan ini bisa terjadi secara bersamaan dan saling mempengaruhi dalam membentuk tanah yang berkualitas dan subur. Proses pelapukan memerlukan waktu yang cukup lama dan terus berlanjut, dan hasilnya tergantung pada berbagai faktor seperti tipe batuan, iklim, topografi, dan organisme yang hidup di dalam tanah.
Demikianlah ulasan mengenai faktor pembentuk tanah. Semoga bermanfaat. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.