Sedia Payung, BMKG Prediksi Jabar, Jateng dan Jatim Hujan Deras Hari Ini
Ilustrasi bocah asyik bermain sepak bola di lapangan becek terguyur hujan. (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim) dan sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan deras yang dapat disertai dengan petir dan angin kencang hari ini, Minggu 2 Februari.

Berdasarkan laman BMKG, hujan deras diprakirakan turun di sejumlah wilayah di Indonesia, di antaranya adalah adalah provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bali Nusa Tenggara Barat.

Berikutnya ialah provinsi, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara serta papua yang juga diprakirakan mengalami hujan lebat.

Data tersebut juga menyampaikan peringatan dini terjadinya hujan lebat disertai kilat/petir serta angin kencang, secara khusus berpotensi menyasar provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Tengah.

Selain itu, BMKG pun memprediksi sejumlah provinsi lain, seperti Aceh, Banten, Sumatera Utara dan Sumatera Barat mengalami cuaca cerah pada pagi dan siang hari dan sedikit hujan ringan pada malam hari.

Sementara untuk wilayah DKI Jakarta sebagian besar masih berpotensi terjadi cuaca berawan pada pagi dan hujan ringan pada siang hari di Jakarta Selatan dan Timur, serta kembali berawan pada malam serta dini hari.

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan bahwa upaya kesiapsiagaan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi mesti ditingkatkan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurutnya, merujuk hasil analisa cuaca yang dilakukan tim diketahui setidaknya hingga periode 15 Februari 2024 curah hujan tinggi rata-rata berkisar 150 mm – 300 mm, dan bahkan berpotensi lebih dari itu.

Potensi tersebut timbul berdasarkan fakta kondisi dinamika atmosfer yang terpantau cukup signifikan. Pemicu-nya berasal dari adanya penguatan angin Monsun Asia dan aktifnya gelombang ekuator rossby - kelvin.

Adapun kedua fenomena itu sebagai faktor pembentuk awan hujan, pola belokan angin, dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia.

"Informasi ini hasil pengamatan saintifik maka mesti direspons dengan semangat meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi oleh semua pihak untuk meminimalisir risiko dampak bencana," tuturnya.