Wamenperin Sebut Dekarbonisasi Industri Butuh Investasi hingga Rp5.000 Triliun

JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyampaikan, kebutuhan investasi untuk mewujudkan dekarbonisasi sektor industri hingga 2030 mencapai Rp5.000 triliun.

Faisol menyebut, investasi tersebut dibutuhkan untuk membiayai penerapan teknologi rendah karbon dan upaya dekarbonisasi lainnya untuk empat subsektor dari sembilan subsektor industri prioritas dekarbonisasi. Adapun keempat subsektor itu, yakni industri semen, industri pupuk, industri besi & baja serta industri pulp dan kertas.

"Jangan salah karena dana hijau luar biasa hari ini dan seharusnya bisa dimanfaatkan oleh banyak industri untuk bisa mengakses dana hijau yang mungkin lebih dari Rp5.000 triliun," ujar Faisol di kantor Kemenperin, Jakarta, ditulis Kamis, 19 Desember.

Faisol menegaskan, kebutuhan investasi hijau tersebut perlu dukungan dari berbagai pihak khususnya para penyedia pendanaan hijau.

Dia juga mengatakan, potensi ekonomi dari upaya dekarbonisasi sektor industri tersebut dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap target pertumbuhan ekonomi 8 persen seperti yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Selain itu, transformasi menuju industri lebih hijau itu juga didorong Prabowo dalam melakukan optimalisasi pemberdayaan sumber daya lokal, khususnya dalam langkah menuju kemandirian energi dan sumber daya lainnya.

"Dalam rangka mendukung visi Indonesia tersebut, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendorong sektor industri, manufaktur agar menjadi lebih tangguh dan berdaya saing," ungkapnya.

Sebelumnya, Wamenperin menuturkan bahwa transformasi industri menuju industri hijau bukan lagi merupakan sebuah pilihan, melainkan keharusan guna mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang.

Terlebih, sektor industri menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) yang cukup besar, yakni mencapai 34 persen.

"Transformasi industri menuju industri hijau bukan lagi merupakan sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi masa depan bangsa dan bumi kami," ujar Faisol dalam Agenda Kick Off 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu, 18 Desember.