Penjualan Toyota di Tanah Air Turun Januari-November tapi Market Share dan Elektrifikasi Naik Signifikan

JAKARTA - PT Toyota-Astra Motor (TAM) berhasil bukukan penjualan keseluruhan untuk pasar Indonesia sebanyak 268.288 unit dari jumlah keseluruhan di industri otomotif nasional 806.721 unit untuk periode Januari-November 2024.

Vice President PT TAM, Henry Tanoto mengakui penjualan retail keseluruhan alami penurunan. Tetapi, pihaknya berhasil membuat pertumbuhan dalam sisi market share sebanyak 0,8 persen dibandingkan tahun lalu.

“Market dari tahun 2024 sampai November ini, retail sales menurun 11 persen secara keseluruhan. Sementara dari Toyota juga ada penurunan tetapi market share kita naik 32,4 persen sekarang 33,3 persen,” kata Henry dalam pemaparannya pada acara media gathering di Kuningan, Rabu, 18 Desember.

Dalam segmen elektrifikasi, perusahaan berhasil membuat pertumbuhan dengan mencapai penjualan hingga 91.526 unit dibandingkan tahun lalu dengan perolehan 65.400 unit.

“Bicara elektrifikasi, di tahun 2024 sampai November dibanding tahun lalu itu bertumbuh. Tahun lalu mencapai 65 ribuan sementara tahun ini bisa capai 91 ribuan,” tambah Henry.

Tidak hanya itu, agen tunggal pemegang merek (ATPM) juga menempati urutan pertama dalam sisi market share kendaraan elektrifikasi dengan berkontribusi hingga 39,9 persen

“Dalam market share, Toyota masih menempati urutan pertama dengan 39,9 persen,” terang Henry.

Kemudian, ia juga berujar bahwa produk terlaris elektrifikasi hingga November 2024 dipimpin oleh Kijang Innova Zenix HEV berjumlah 24.593 unit, Yaris Cross HEV dengan 5.020 unit, dan gabungan Alphard dan Vellfire hingga 3.623 unit.

“Saat ini, model yang paling laris di pasaran ialah Innova Zenix hybrid, lalu Yaris Cross, dan Alphard hybrid ya,” tutur Henry.

Hingga saat ini, PT TAM telah memiliki sebanyak 22 model elektrifikasi yang merupakan gabungan dari merek Toyota maupun Lexus di Indonesia. Fokus perusahaan tidak hanya terletak dari segmen ini, melainkan juga ingin memperluasnya ke energi alternatif lain seperti biodiesel maupun etanol demi menekan emisi.

“Di masa mendatang, kami akan memperluas penggunaan bahan bakar fleksibel seperti biodiesel dan etanol untuk mendukung teknologi rendah emisi,” pungkas Henry.