Rusia Bawa Serangan Bom yang Menewaskan Jenderal Kirillov ke Pertemuan Dewan Keamanan PBB Lusa

JAKARTA - Rusia memastikan akan membawa masalah serangan bom yang menewaskan jenderal seniornya ke pertemuan Dewan Keamanan PBB yang rencananya digelar lusa, menilainya sebagai serangan teroris.

Kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia, dan Biologi Rusia Letnan Jenderal Igor Kirillov dan ajudannya tewas akibat ledakan di ibu kota Moskow Hari Selasa, dengan pihak Ukraina mengklaim bertanggung jawab.

Kementerian Luar Negeri Rusia melihat serangan itu sebagai konsekuensi dari persekongkolan Barat atas kejahatan Kiev

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menggambarkan pembunuhan Letjen Kirillov dan ajudannya sebagai serangan teroris terencana yang dimungkinkan oleh persekongkolan Barat atas kejahatan rezim Kiev.

"Serangan teroris lainnya telah terjadi. Jenderal Igor Kirillov dan ajudannya dibunuh dengan cara yang direncanakan, dibunuh di depan sebuah gedung apartemen pada saat orang-orang pergi bekerja, anak-anak pergi ke sekolah atau taman kanak-kanak," tulisnya di Telegram, melansir TASS 18 Desember.

Menurut diplomat tersebut, serangan itu merupakan "kelanjutan dan perkembangan dari spiral persekongkolan Barat atas kejahatan perang militan rezim Kiev, yang telah mereka perburuk selama bertahun-tahun."

Sementara itu, Wakil Tetap Pertama Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan, negaranya akan mengangkat masalah serangan teror tersebut pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang telah diminta pada tanggal 20 Desember.

"Kami tentu akan mengangkat isu serangan teroris terhadap Igor Kirillov pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada tanggal 20 Desember yang akan didedikasikan untuk pasokan senjata Barat ke Ukraina dan dampaknya terhadap prospek penyelesaian damai krisis Ukraina. Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan ini harus dihukum dengan sepatutnya dan dikutuk dengan tegas oleh masyarakat internasional," tulisnya di akun saluran Telegram miliknya.

Ledakan akibat alat peledak yang ditanam di skuter dekat pintu masuk apartemen di Ryazansky Avenue, Moskow pada Hari Selasa menewaskan Letjen Kirilliv dan ajudannya.

Komite Investigasi Rusia membuka kasus pidana atas tuduhan pembunuhan, terorisme, dan kepemilikan senjata dan amunisi secara ilegal (pasal 105, 205, dan 222 KUHP Rusia). Investigasi sedang dilakukan.

Pembunuhan Igor Kirillov dan asistennya telah diklasifikasikan sebagai "tindakan teroris," kata

Juru bicara komite investigasi Rusia Svetlana Petrenko mengatakan, serangan tersebut telah diklasifikasikan sebagai pembunuhan dan tindakan teroris, dikutip dari CNN.

Ia mengatakan, penyelidikan juga dilakukan mengenai "perdagangan senjata dan amunisi ilegal" yang terkait dengan pembunuhan tersebut.

Menurut penyelidikan sejauh ini, katanya, sebuah alat peledak ditanam di sebuah skuter yang diparkir di tempat kejadian perkara, yang meledak dan menewaskan kedua korban.

"Satuan tugas investigasi sedang bekerja di tempat kejadian perkara, menetapkan keadaan kejahatan dan lingkaran orang-orang yang terlibat dalam perbuatannya," kata Petrenko.

Terpisah, sumber dinas intelijen Ukraina SBU mengonfirmasi kepada Reuters, badan intelijen Ukraina berada di balik serangan itu.

"Pembunuhan kepala pasukan perlindungan radiasi dan kimia Federasi Rusia adalah pekerjaan SBU," kata sumber itu.

Sumber itu mengatakan, sebuah skuter yang berisi bahan peledak meledak, menewaskan Kirillov dan ajudannya, saat mereka keluar dari sebuah gedung di Ryazansky Prospekt di Moskow.