Pemkab Surati Maskapai Agar Buka Lagi Penerbangan ke Nagan Raya Aceh
NAGAN RAYA - Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh menyurati salah satu maskapai penerbangan Lion Group agar kembali menghadirkan layanan penerbangan pesawat udara berjadwal ke Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya. Pada Oktober 2024 lalu maskapai ini menghentikan layanan penerbangan.
"Pemerintah daerah meminta maskapai agar dapat kembali melayani penerbangan ke Nagan Raya, karena transportasi udara sangat dibutuhkan oleh masyarakat termasuk pelaku usaha,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Nagan Raya Aceh, Efliyanto kepada ANTARA yang dihubungi dari Aceh Barat, Senin, 17 Desember.
Tidak adanya penerbangan berjadwal ke Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya menyebabkan aktivitas ekonomi masyarakat terdampak.
Masyarakat yang ingin menggunakan jasa transportasi udara harus berangkat ke Banda Aceh agar bisa terbang melalui Bandar Udara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.
Efliyanto mengatakan, dampak dari tidak banyaknya masyarakat yang selama ini menggunakan layanan jasa pesawat udara melalui Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh karena mahalnya harga jual tiket pesawat.
Untuk penerbangan dari Nagan Raya (Meulaboh/MEQ) menuju ke Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (KNO), harga tiket yang dijual oleh satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan ke daerah ini sebesar Rp1,4 jutaan untuk satu penumpang.
Sedangkan sebaliknya dari Kualanamu (KNO) ke Meulaboh (MEQ) melalui Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh yaitu dijual paling murah sebesar Rp1,4 juta hingga Rp1,5 juta per penumpang.
Efliyanto mengatakan Pemkab Nagan Raya juga telah berupaya bertemu dengan jajaran maskapai untuk membicarakan persoalan ini, agar dapat membuka kembali layanan transportasi udara melalui Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya.
Pemerintah daerah berupaya bertemu dengan jajaran petinggi maskapai, dengan harapan layanan penerbangan pesawat berjadwal ke Nagan Raya kembali dibuka seperti biasanya.
Permintaan DPRA
Sebelumnya, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Nurchalis meminta kepada Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, agar dapat menghadirkan kembali layanan jasa penerbangan pesawat udara berjadwal ke Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh, setelah salah satu maskapai menghentikan layanan operasional sejak Oktober 2024 lalu.
“Dampak tidak adanya pesawat udara ke Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, telah menyebabkan iklim investasi terganggu, karena para investor enggan ke barat Aceh karena tidak ada lagi layanan transportasi pesawat udara berjadwal,” kata Nurchalis kepada ANTARA di Meulaboh, Aceh Barat, Senin.
Menurutnya, kehadiran pesawat udara berjadwal yang selama ini dilayani selama empat kali sepekan, yaitu Senin, Rabu, Jumat dan Minggu sangat membantu pelaku usaha dan masyarakat di wilayah pantai barat selatan Aceh untuk beraktivitas termasuk melakukan aktivitas bisnis.
Namun dengan tidak adanya penerbangan pesawat udara berjadwal ke Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, maka saat ini banyak pelaku usaha dan masyarakat harus terbang melalui Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.
Selain harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, dampak tidak adanya pesawat udara juga telah menyebabkan aktivitas ekonomi masyarakat ikut terdampak.
Nurchalis mengatakan, pemerintah saat ini sedang gencar-gencar nya menurunkan harga jual tiket pesawat dengan memberikan sejumlah kompensasi kepada maskapai, agar dapat menurunkan harga jual tiket pesawat ke masyarakat, guna memudahkan mobilitas warga.
Namun anehnya, kata dia, maskapai yang melayani pesawat udara ke wilayah pantai barat selatan Aceh, justru menaikkan harga tiket dengan harga tinggi, sehingga berdampak menurunnya penumpang lalu kemudian maskapai meniadakan penerbangan.
Oleh karena itu, Nurchalis meminta kepada Pemkab Nagan Raya dan Dinas Perhubungan Aceh, agar dapat menangani persoalan ini, sehingga ke depan masyarakat di wilayah pantai barat dan selatan Aceh, dapat kembali menikmati kemudahan menggunakan jasa transportasi pesawat udara yang lebih murah dan tidak memberatkan konsumen.
Baca juga:
“Kami juga minta pemerintah pusat agar dapat turun tangan mengatasi persoalan yang terjadi di Aceh khususnya terkait persoalan mahalnya tiket pesawat udara, dan tidak ada lagi pesawat udara di Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya,” kata Nurchalis.