Xiaohongshu, Platform Mirip Instagram Asal China, Kian Populer untuk Penjualan E-Commerce

JAKARTA – Xiaohongshu, platform media sosial asal China yang sering dibandingkan dengan Instagram, semakin menunjukkan pengaruhnya di dunia e-commerce. Dengan daya tarik bagi merek-merek niche dan produk kelas atas, Xiaohongshu mulai mencatatkan pertumbuhan signifikan di tengah ketatnya persaingan ritel di China.

Influencer Tera Feng, yang memiliki lebih dari 500.000 pengikut, menjadi salah satu bukti keberhasilan platform ini. Feng, yang mulai dikenal karena mendokumentasikan gaya hidupnya di Shanghai, kini juga terjun ke livestreaming. Dalam tiga bulan terakhir, ia berhasil menjual berbagai produk, mulai dari setelan Carven senilai 15.000 yuan (sekitar Rp31 juta) hingga beras favoritnya seharga 60 yuan per kilogram.

Xiaohongshu telah menjadi alat pemasaran yang penting di China, namun upaya e-commerce-nya sering kali menemui hambatan. Tahun ini, situasi mulai berubah. Konsultan menyebut platform ini mulai memberikan hasil nyata, terutama bagi merek yang menjual produk niche dan high-end.

Suya Wang, General Manager dari Early Data, sebuah konsultan berbasis di Shanghai, mengatakan bahwa Xiaohongshu menawarkan basis konsumen yang berbeda.

“Para merek sangat menghargai pengikut di Xiaohongshu karena daya beli mereka jauh berbeda dibandingkan platform lainnya,” ujar Wang.

Beberapa merek besar, seperti L’Oreal dan Coach, telah membuka toko resmi di platform ini. Selain itu, banyak merek juga bermitra dengan influencer untuk mempromosikan produk mereka melalui livestreaming.

Pendekatan yang Berbeda 

Tidak seperti platform lain, seperti Tmall dari Alibaba atau Douyin dari ByteDance, yang menggunakan teknik penjualan agresif dengan pembawa acara berenergi tinggi, livestreaming di Xiaohongshu lebih tenang dan menggunakan nada percakapan yang lebih santai.

Pendekatan ini terbukti menarik perhatian audiens tertentu. Contohnya, merek fesyen independen Ms Min mengalami lonjakan penjualan setelah produk mereka ditampilkan dalam livestream oleh aktris China, Dong Jie.

“Ide awal kami bukan untuk menjadikan Xiaohongshu sebagai platform penjualan, melainkan sebagai tempat untuk menceritakan kisah merek kami. Tapi begitu Dong Jie membicarakan Ms Min, kami bisa menjual ratusan unit produk hanya dari satu livestream,” ungkap Ian Hylton, presiden Ms Min.

Potensi Pertumbuhan yang Besar

Meskipun Xiaohongshu terbilang baru dalam dunia e-commerce, langkah-langkah ambisius telah diambil. Pada tahun 2022, platform ini menggabungkan divisi e-commerce dan livestreaming, memungkinkan pengguna untuk langsung membeli produk saat menonton siaran langsung.

Jacob Cooke, CEO WPIC Marketing + Technologies, memprediksi bahwa Xiaohongshu akan mencatatkan pertumbuhan tiga digit pada 2025, dengan estimasi total penjualan (GMV) mencapai 100 miliar dolar AS (Rp1,6 kuadriliun).

Namun, beberapa analis skeptis terhadap potensi Xiaohongshu untuk menjadi pemain utama. Saat ini, tiga platform terbesar di China – Tmall, JD.com, dan Pinduoduo – menguasai lebih dari 90% dari total GMV negara tersebut yang mencapai 2,78 triliun dolar AS.

“Dibandingkan platform besar, GMV Xiaohongshu terlalu kecil sehingga mereka belum memiliki pengaruh substansial di pasar,” kata Li Chengdong, analis teknologi dan e-commerce berbasis di Beijing.

Lebih dari Sekadar Platform Sosial

Xiaohongshu, yang secara harfiah berarti “buku merah kecil”, telah menjadi lebih dari sekadar tempat berbagi konten gaya hidup. Dengan lebih dari 300 juta pengguna dan valuasi mencapai 17 miliar dolar AS (Rp272,3 triliun), platform ini menarik perhatian investor besar seperti Sequoia China dan Citic Capital.

Keberhasilan Xiaohongshu menunjukkan bahwa pendekatan berbeda, seperti fokus pada gaya hidup aspiratif dan audiens niche, dapat memberikan peluang baru di pasar e-commerce yang kompetitif.