Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Gereja Katedral yang Diresmikan Prabowo Telan Biaya Rp38,9 Miliar
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah merampungkan pembangunan Terowongan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta pada 2021 silam. Adapun proyek ini menelan anggaran sebesar Rp38,9 miliar.
Diketahui, proyek ini mulai dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui kontraktor PT Waskita Karya. Proyek pembangunannya selesai tepat waktu, yakni pada 20 September 2021.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, keberadaan Terowongan Silaturahmi ini bertujuan untuk memudahkan akses jemaah antar bangunan ibadah dan untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir hingga dapat menampung 800-1.000 kendaraan tanpa mengganggu arus lalu lintas.
"Di dalam terowongan juga terdapat galeri diorama yang menceritakan hubungan toleransi antar umat beragama di Tanah Air," ujar Dody dalam keterangan resminya, Kamis, 12 Desember.
Galeri diorama Terowongan Silaturahmi sendiri didesain oleh seniman Sunaryo dengan tema Wot Hati (Jembatan Hati), yang memiliki makna tangan saling menyentuh menggambarkan sikap kerendahan hati yang lahir dari lubuk hati paling dalam.
Di dalamnya juga diperdengarkan berbagai suara sebagai simbol keberagaman agama dan diperindah cahaya yang tidak putus pada sekeliling terowongan sekaligus menjadi simbol jabat tangan.
"Harapannya ke depan, jemaah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral dapat memanfaatkan bersama dan memeliharanya dengan baik serta semakin mempererat kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Indonesia," tuturnya.
BACA JUGA:
Adapun Presiden RI Prabowo Subianto telah meresmikan Terowongan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta pada hari ini.
Prabowo mengatakan, terowongan ini merupakan suatu simbol kerukunan antar umat beragama yang menjadikan Bangsa Indonesia memiliki ciri yang sangat unik dan membanggakan, yaitu bangsa yang penuh perbedaan.
"Berbeda agama, suku, kelompok etnis, ras, bahasa daerah, adat istiadat, tetapi bisa bersatu dan rukun karena memiliki cita-cita yang sama yaitu meraih masa depan yang bisa memberi kebahagian untuk seluruh rakyat Indonesia. Perbedaan tidak boleh menjadi sekat pemisah, perbedaan justru adalah kekayaan kami," ungkapnya.