Tanpa Meninggikan Suara, Begini 6 Cara Supaya Anak Memperhatikan Perkataan Ortu
YOGYAKARTA – Pada saat-saat paling dibutuhkan, anak-anak mungkin kerap tak memperhatikan perkataan orang tuanya. Sebagai orang tua, tentu gemas dan ingin meningggikan suara. Tetapi perlu diketahui, ada kok cara supaya anak memperhatikan perkataan ortu tanpa harus mengeraskan suara. Menurut Doreen Miller, coach parenting di Institute for Parenting di Adelphy University, Garden City, New York, anak-anak biasanya bosan karena harus mendengarkan berbagai perkataan di sekolah dan di rumah. Untuk itu, ikuti saran berikut ini.
1. Hindari memberikan informasi berlebihan
Otak anak-anak hanya dapat memproses sedikit informasi. Jika Anda sebagai ortu memberikan terlalu banyak informasi, kemungkinan besar mereka tidak akan mengingat apapun setelah informasi pertama, kedua, dan selanjutnya. Misalnya, Anda mengatakan “Matikan televisi, lalu ganti baju, sikat gigi, sisir rambut, lalu tidur. Perintah tersebut tidak akan ditangkap dengan tepat. Tetapi kalau mengatakan “Bersiaplah untuk tidur”, anak-anak mungkin akan melewatkan beberapa aktivitas persiapan sebelum tidur.
Saran Miller, bagi permintaan menjadi dua bagian. Seperti “Setelah acara televisi selesai, matikan TV dan bersiap tidur”. Nah, ketika anak Anda sudah mematikan televisi, baru tambah permintaan kedua, “Ganti piyama dan sikat gigi”.
2. Langsung bersikap
Jika suatu topik lama dibahas, anak-anak mungkin akan mengabaikannya. Maka cobalah membuat permintaan singkat dan langsung. Misalnya “Sayang pakai sepatu ketsmu sekarang karena kita akan bermain ke taman”. Ini akan ditanggapi dengan cepat dan anak-anak bisa langsung melakukannya.
3. Sampaikan sambil melakukan
Anak akan lebih mendengarkan jika melibatkan lebih dari sekedar indera pendengarannya. Saat meminta sesuatu, gunakan kombinasi pendekatan visual dan pendekatan taktis yang dapat membantu anak lebih fokus pada apa yang Anda minta. Saran Margaret Nickels, Ph.D. dilansir Parents, Rabu, 10 Desember, jaga kontak mata saat mengatakan permintaan sambil meletakkan tangan Anda ke bahu mereka.
4. Jangan terdengar seperti suara rekaman
Saat mengucapkan satu permintaan atau perintah, anak mungkin tak segera mengerjakannya. Mereka perlu memproses dan mengkondisikan responsnya. Kalau Anda sampai mengulang perintah kelima kalinya, seperti suara rekaman, mungkin anak tak memahami betul apa perintah Anda. Anak juga cenderung melakukan apa yang diminta ketika mereka memahami dan tindakan mereka memiliki konsekuensi jelas. Jadi, berikan instruksi khusus tidak lebih dari dua kali. Pastikan untuk menindaklanjutinya dengan konsekuensi yang sesuai apabila anak tidak mematuhinya.
Baca juga:
5. Jadikan mendengarkan sebagai permainan
Anak mungkin menghabiskan sebagian besar waktunya untuk diajak bicara, tentu saja ini melelahkan bagi mereka. Terkadang, telinga perlu mendengarkan sesuatu yang menyenangkan. Jadi, asah keterampilan anak dengan berbagai pengalaman pendengaran. Misalnya membuat permintaan atau instruksi sebagai sebuah permainan yang menyenangkan bagi mereka.
Berikan perhatian penuh
Anda sebagai ortu mungkin berpikir bahwa Anda dapat mendengarkan anak sambil membalas pesan atau scrolling media sosial. Tetapi apa yang anak Anda lihat, orang tuanya tidak sepenuhnya mendengarkan. Penulis Learning to Listen, Mary Renck Jalongo, Ph.D., menunjukkan penelitiannya bahwa anak-anak usia prasekolah menyadari ketika orang dewasa tidak sepenuhnya terlibat dalam percakapan mereka. Jadi, cobalah untuk fokus pada satu bentuk komunikasi dan berikan perhatian penuh pada anak. Perhatian penuh dapat digambarkan lewat kontak mata, mengakui apa yang mereka katakan, dan mengajukan pertanyaan.
Di atas merupakan cara membuat anak mendengarkan dengan baik permintaan atau instruksi ortu. Adakah yang sering Anda lakukan?