Berkat Transformasi, BPJS Naker Catat Jumlah Peserta Aktif Naik jadi 43,5 Juta
JAKARTA - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pihaknya mencatat adanya kenaikan jumlah peserta aktif pascatransformasi tahun 2014 lalu.
Adapun jumlah peningkatan peserta aktif menjadi 43,5 juta.
Rinciannya, 27,7 Juta pekerja Penerima Upah (PU), 9,5 juta pekerja Bukan Penerima Upah (BPU), serta 6 Juta pekerja Jasa Konstruksi dan PMI.
Secara keseluruhan angka tersebut jauh melambung jika dibandingkan dengan awal transformasi yakni sejumlah 16,8 juta peserta aktif.
"Segenap manajemen menyampaikan terima kasih kepada para Penggagas, Pendiri, Pimpinan sebelumnya, serta Pensiunan BPJS Ketenagakerjaan yang telah membawa lembaga ini hingga mencapai kemajuan luar biasa hingga saat ini," lanjut Anggoro.
Anggoro menyebut peningkatan jumlah peserta wajib diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kemudahan akses layanan.
Aplikasi resmi Jamsostek Mobile (JMO) menjadi salah satu kanal andalan yang kian mendekatkan BPJS Ketenagakerjaan dengan para peserta. Terbukti jumlah penggunanya telah mencapai 24,5 juta, dengan pengguna aktif mencapai lebih dari 60 persen.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Grogol, Rommi Irawan M mengatakan, pekerja sektor informal justru lebih mendominasi dan setiap tahun jumlahnya terus bertambah.
"Mereka justru lebih rentan mengalami risiko sosial ekonomi sehingga membutuhkan jaring pengaman agar tak jatuh dalam jurang kemiskinan," ujarnya.
Selain itu, tingkat kepuasan layanan Call Center 175 turut naik menjadi 92,5 persen, dan mendapatkan 6 kategori penghargaan The Best Contact Center Indonesia 2024 dari Indonesian Contact Center Association (ICCA).
“Kita juga telah meluncurkan New e-PLKK untuk mempermudah operasional dan layanan JKK bagi peserta, yang saat ini sudah diterapkan di lebih dari 74 persen PLKK. Tahun ini kami juga memfasilitasi para pekerja disabilitas mengakses lapangan pekerjaan dengan mengembangkan portal Inclusive Job Center,” imbuh Rommi.
Asal tahu saja BPJS Ketenagakerjaan hingga November 2024 telah membayarkan 3,8 juta klaim dengan total nominal manfaat menyentuh Rp51,9 triliun.
Di dalamnya termasuk manfaat beasiswa yang diberikan kepada 92 ribu anak pekerja senilai 387,6 miliar.
Selama satu dekade jumlah tersebut melonjak hampir 4 kali lipat, yang berarti semakin banyak pekerja dan keluarganya yang telah merasakan manfaat nyata dari BPJS Ketenagakerjaan dan terhindar dari kemiskinan.
Di sisi lain, BPJS Ketenagakerjaan mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian global dan domestik yang penuh ketidakpastian.
Terbukti dana pekerja yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan tetap tumbuh 13,85 persen year on year (yoy) menjadi Rp 782 Triliun.
Romi menambahkan, pengakuan juga datang dari tingkat internasional.
BPJS Ketenagakerjaan menjadi satu-satunya lembaga social security yang memiliki jumlah pengakuan ISSA Recognition terbanyak di dunia, berupa 8 ISSA Recognition serta 10 ISSA Good Practice.
“Ini menunjukkan bahwa yang kita lakukan selama ini sudah sesuai standar internasional dan diakui kualitas dan kapabilitasnya,” tegas Rommi.
Baca juga:
Sadar akan tantangan ke depan akan lebih besar, BPJS Ketenagakerjaan turut berkomitmen untuk mendorong produktivitas pekerja dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan awareness dan penguatan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Salah satu langkah strategis yang diambil ialah melalui gelaran The First Social Security Summit 2024 juga telah sukses diselenggarakan di November lalu.
“Tahun ini, meski penuh tantangan, kita tetap bergerak maju memperluas coverage jaminan sosial dengan tetap memastikan perlindungannya tepat sasaran. Dengan semangat budaya Iman ETHIKA, mari kita jadikan tugas ini sebagai ladang ibadah untuk memberi dampak nyata pada pekerja dan keluarganya,” pungkas Rommi.