Pemerintah Siapkan 20 Hektare Lahan di Waidoko untuk Relokasi Rumah Korban Erupsi Lewotobi NTT
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan pemerintah sudah menyiapkan sedikitnya 20 hektare lahan untuk relokasi atau pemindahan tempat tinggal korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Lahan tersebut berlokasi di kawasan Waidoko, Desa Konga, Kecamatan Titehena, NTT.
"Lokasi lahannya ini dipastikan masuk dalam radius yang aman dari bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ataupun potensi bencana lain yang menyertainya," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan di Jakarta, Kamis 5 Desember, disitat Antara.
Suharyanto memastikan, keamanan lahan tersebut sudah berdasarkan hasil peninjauan yang dilakukan tim ahli dari BNPB, Badan Geologi Kementerian ESDM, Kementerian Perumahan dan Permukiman beberapa waktu lalu.
Lahan di kawasan Waikodo akan didirikan rumah baru atau hunian tetap bagi para pengungsi yang dipindahkan dari Desa Nobo, Flores Timur dengan jumlah yang diestimasikan sebanyak 415 keluarga.
Hal ini sebagaimana perencanaan yang disiapkan Pemerintah Pusat melalui BNPB dan sejumlah kementerian teknis terkait bersama dengan Pemerintah Kabupaten Flores Timur.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa mulai membangunnya,” kata dia.
Baca juga:
- KPU Jadwalkan Pilkada Ulang 2025 Antara 24 September atau 27 Agustus
- Baru 58 Persen Anggota Kabinet Prabowo yang Laporkan Kekayaan ke KPK
- Tuntut Guru Lebih Adaptif Perkembangan Zaman, Sekda Jakarta: Anak-anak Sudah Bisa Akses ChatGPT
- KPK Geledah Kantor Gubernur Bengkulu Cari Bukti Kasus Rohidin Mersyah
Sementara, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari yang dihubungi terpisah menambahkan bahwa selain Wakaido juga ada kawasan Ulowolo di Desa Konga, Kecamatan Titehena, NTT yang dipersiapkan pemerintah untuk menjadi tempat relokasi pengungsi.
Lahan pada kedua kawasan tersebut merupakan titik baru yang diproyeksikan pemerintah untuk menggantikan lahan untuk rencana relokasi sebelumnya, yakni yang berada di kawasan Kojarobet.
Menurut Abdul, kawasan Kojarobet di Flores Timur itu dinilai kurang optimal untuk menjadi tempat tinggal baru para pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki karena aksesnya yang sering banjir dan status lahan belum dilepas oleh masyarakat.
"Kemudian untuk kawasan Botongkarang - Noboleto diproyeksikan untuk 936 KK, dan kawasan Lewoloroh karena statusnya hutan lindung maka per hari ini sedang ditinjau oleh Menteri Lingkungan Hidup untuk luasan yang bisa dipakai," kata dia.