IFAB Akan Uji Coba FVS, Memungkinkan Pelatih Tantang Keputusan VAR

JAKARTA - Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) pada Senin, 2 Desember 2024, menyetujui perluasan uji coba Football Video Support (FVS), sebuah sistem VAR alternatif yang memberi pelatih kesempatan untuk menantang keputusan.

FVS, yang digunakan di Piala Dunia Wanita FIFA U-20 dan U-17 tahun ini, awalnya diberi lampu hijau untuk pengujian oleh IFAB pada Maret 2024 sebagai alternatif yang hemat biaya untuk VAR.

Pierluigi Collina, Ketua Komite Wasit FIFA, mengatakan kepada ESPN bulan lalu bahwa ia akan mengajukan permohonan di Pertemuan Bisnis Tahunan (ABM) IFAB di London untuk mengadakan uji coba di lebih banyak kompetisi.

Daripada peninjauan diawasi dan dikontrol hanya oleh seorang pejabat yang bertindak sebagai Asisten Wasit Video (VAR), FVS memberi pelatih kesempatan untuk membuat hingga dua tantangan per pertandingan jika mereka merasa telah terjadi kesalahan.

Saat ini, sistem tantangan hanya ditujukan untuk digunakan di liga dengan sumber daya yang lebih sedikit, idealnya dengan tidak lebih dari empat kamera, daripada divisi teratas seperti Liga Inggris.

Ini dapat digunakan dalam kompetisi seperti Liga Super Wanita, yang memiliki masalah dalam penggunaan VAR karena ukuran dan jenis stadion yang digunakan sangat beragam.

"Kami baru saja memulai uji coba dan pengalaman di Piala Dunia Wanita FIFA U-20 dan U-17 akan dianalisis dengan saksama. Namun, sejauh ini, kami belum melihat adanya hal yang tidak terduga," kata Collina kepada ESPN.

"Beberapa asosiasi anggota FIFA telah menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam uji coba ini."

"Menegaskan bahwa FVS bukanlah VAR sangat penting, khususnya dalam hal ekspektasi. Karena jumlah kamera yang terbatas, FVS tidak akan dapat menunjukkan apa yang dapat ditunjukkan VAR."

"Offside contohnya, tanpa kamera yang diposisikan dengan benar, hanya offside yang jelas yang dapat terlihat. Hal ini membuat keputusan di lapangan juga penting."

"FVS dirancang untuk bekerja dengan pengaturan kamera yang terbatas, idealnya empat hingga lima (kamera)."

"Dengan lebih banyak kamera, proses pengecekan semua rekaman dan sudut yang tersedia bisa menjadi sangat lama."

"Soalnya, berbeda dari VAR, tidak ada petugas pertandingan video yang memilih klip tersebut untuk dilihat oleh wasit," tutur Collina lagi.

Dengan FVS, pelatih mengajukan tantangan terhadap keputusan dan wasit kemudian pergi ke sisi lapangan untuk melihat tayangan ulang insiden tersebut.

Tidak seperti VAR, hanya ada operator tayangan ulang yang memberi isyarat pada video. Wasit pertandingan kemudian menilai keputusannya sendiri dan tidak diberi tahu bahwa ia telah membuat kesalahan yang jelas dan nyata sebelumnya.

IFAB juga diberikan pembaruan untuk uji coba membahas penjaga gawang yang memegang bola terlalu lama serta melihat lawan diberi tendangan sudut atau lemparan ke dalam (dua uji coba terpisah) jika ditahan selama lebih dari delapan detik setelah mereka memiliki kendali yang jelas.

Liga Primer 2, kompetisi untuk 25 klub dengan akademi "Kategori Satu", telah menjadi bagian dari uji coba ini.

Pembahasan lain ialah uji coba yang hanya memperbolehkan kapten berbicara dengan wasit.

Lalu, uji coba yang melibatkan pengumuman publik setelah pemeriksaan VAR dan tinjauan VAR yang panjang, perkembangan terkait teknologi offside semi-otomatis, dan penggunaan kamera tubuh wasit.

Rapat Umum Tahunan IFAB pada 1 Maret 2025 di Belfast, Irlandia Utara, akan mengambil keputusan berikutnya terkait uji coba ini.

Rapat tersebut juga mengonfirmasi setiap amandemen terhadap peraturan, yang akan berlaku mulai Juli 2025.