Bela Keputusan Presiden Biden Ampuni Hunter, Gedung Putih: Mereka Mengejar Putranya

JAKARTA - Gedung Putih mengatakan langkah Presiden Joe Biden mengampuni putranya Hunter sebagai bagian dari upaya melindunginya dari penganiayaan lawan politik di masa depan, menambahkan politisi Partai Demokrat itu mempercayai sistem peradilan Amerika Serikat.

Hunter dituntut atas pelanggaran pajak dan tuduhan terkait kepemilikan senjata api, setelah menjadi sasaran selama bertahun-tahun oleh Partai Republik di Kongres yang menuduhnya membuat kesepakatan bisnis menggunakan nama ayahnya, tetapi gagal menetapkan hubungan yang jelas.

Presiden Biden menandatangani pengampunan tanpa syarat untuk Hunter Biden pada Hari Minggu. Ia mengatakan yakin putranya telah dituntut secara selektif dan menjadi sasaran yang tidak adil oleh lawan politik presiden.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre pada Hari Senin membela tindakan Joe Biden, mengatakan sang presiden yakin Hunter menghadapi kesedihan lebih lanjut dari para musuhnya, yang tidak disebutkan namanya.

"Salah satu alasan presiden memberikan pengampunan adalah karena mereka tampaknya - lawan politiknya - tidak akan melepaskannya. Mereka tampaknya tidak akan melupakannya," katanya kepada wartawan di Air Force One selama perjalanan ke Angola, melansir Reuters 3 Desember.

Jean-Pierre termasuk di antara pejabat Gedung Putih yang berulang kali mengatakan di masa lalu, Presiden Biden tidak akan mengampuni putranya.

"Mereka akan terus mengejar putranya. Itulah yang dia yakini."

Jean-Pierre menekankan, ini bukan pertama kalinya Presiden AS mengampuni anggota keluarganya. Bill Clinton mengampuni saudara tirinya Roger sebelum ia meninggalkan jabatannya. Trump sendiri mengampuni ayah mertua putrinya, Charles Kushner.

Lebih jauh ia menerangkan, Presiden Biden percaya pada Departemen Kehakiman, meskipun ia menyatakan proses peradilan putranya 'terinfeksi' politik.

"Dua hal bisa jadi benar: presiden percaya pada sistem peradilan dan Departemen Kehakiman, ia juga percaya bahwa putranya dikucilkan secara politik," terang Jean-Pierre.

Ia menolak memberikan perincian lebih lanjut tentang mengapa atau bagaimana Presiden Biden berubah pikiran, atau apakah pemilihan umum baru-baru ini yang menempatkan Partai Republik berkuasa di Gedung Putih dan Kongres (Senat serta DPR) turut mempengaruhi.

Sebelumnya, Presiden Biden mengatakan dirinya tidak akan mengampuni putranya, termasuk kepada ABC News pada Bulan Juni ketika dia ditanya apakah dia akan mengesampingkannya dan menjawab "ya."

Di sisi lain, tindakan Trump juga menuai kritik keras, dengan beberapa politisi Demokrat mengatakan hal itu merusak kepercayaan publik pada aturan hukum.

"Joe Biden memiliki kesempatan untuk melakukan lebih dari sekadar melindungi orang-orangnya sendiri. Ia dapat menunjukkan belas kasihan yang sama seperti yang ia tunjukkan kepada putranya kepada jutaan orang yang terjebak di penjara karena pelanggaran tanpa kekerasan," cuit Black Lives Matter dalam sebuah unggahan di X.

Hunter Biden mengaku bersalah pada Bulan September atas tuduhan pajak federal di pengadilan federal di Los Angeles dan akan dijatuhi hukuman pada tanggal 16 Desember di bawah Mark C. Scarsi, seorang hakim yang dicalonkan oleh Presiden terpilih dari Partai Republik Donald Trump.

Terpisah, juri memutuskannya bersalah pada Bulan Juni karena membuat pernyataan palsu pada pemeriksaan latar belakang senjata. Ia akan dijatuhi hukuman atas tuduhan tersebut bulan ini juga.