DMM Bitcoin Tutup Setelah Diretas Hacker, 4.500 Bitcoin Hilang
JAKARTA - Platform perdagangan kripto asal Jepang, DMM Bitcoin, resmi berhenti beroperasi setelah mengalami peretasan besar-besaran yang mengakibatkan hilangnya 4.500 Bitcoin, setara dengan lebih dari 158 juta dolar AS (Rp2,49 triliun). Keputusan ini diambil setelah gagalnya memulihkan layanan platfrom karena dampak besar yang ditimbulkan oleh serangan tersebut.
Untuk mengurangi dampak negatif bagi pelanggan, DMM Bitcoin mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan semua aset, termasuk mata uang kripto dan yen Jepang, ke SBI VC Trade, anak perusahaan SBI Holdings. Proses transfer aset ini diperkirakan selesai sebelum akhir tahun fiskal, yang berakhir pada Maret 2025.
Namun, ada beberapa pembatasan yang diberlakukan, seperti posisi margin yang belum diselesaikan tidak dapat dipindahkan ke platform baru hingga pelanggan menutup posisi mereka dan membayar biaya terkait.
Peretasan ini juga mengungkapkan kelemahan dalam manajemen risiko yang diterapkan oleh DMM Bitcoin. Hal ini mendorong Badan Layanan Keuangan Jepang (FSA) untuk memberikan perintah perbaikan pada September 2024.
Meskipun DMM Bitcoin mendapatkan bantuan dana sebesar 55 miliar yen (Rp5,9 triliun) dari perusahaan induknya, DMM.com, untuk menutupi kerugian pelanggan, keputusan untuk menutup operasional tetap diambil guna menghindari kerugian lebih lanjut bagi pengguna.
Insiden peretasan DMM Bitcoin menunjukkan pentingnya pengawasan regulator terhadap platform perdagangan kripto. Dalam beberapa tahun terakhir, peretasan dan masalah keamanan lainnya kerap membayangi industri ini. Selain itu, perlindungan terahdap investor dan pelanggan juga harus menjadi perhatian utama.