Trump Sebut Langkah Presiden Biden Ampuni Putranya Sebagai Ketidakadilan dan Penyalahgunaan Hukum

JAKARTA - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menilai langkah petahana Pemimpin Gedung Putih Joe Biden mengampuni putranya Hunter Biden sebagai penyalahgunaan dan ketidakadilan hukum.

Selain Trump, koleganya di Partai Republik juga mengkritik langkah pengampunan Presiden Biden.

"Apakah Pengampunan yang diberikan Joe kepada Hunter mencakup Sandera J-6, yang kini telah dipenjara selama bertahun-tahun? Sungguh penyalahgunaan dan ketidakadilan hukum!" kata Trump dalam sebuah unggal di situs Truth Social miliknya, merujuk pada mereka yang dihukum karena menyerbu Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, setelah Trump secara keliru mengklaim dirinya telah memenangkan pemilihan umum 2020, melansir Reuters 2 Desember.

Sebelumnya, Presiden Biden pada Hari Minggu mengumumkan, Ia telah menandatangani pengampunan Hunter, berpendapat dalam sebuah pernyataan, tuduhan yang dihadapi putranya muncul karena alasan politik.

"Tidak ada orang yang berakal sehat yang melihat fakta-fakta kasus Hunter dapat mencapai kesimpulan lain selain Hunter dipilih hanya karena ia adalah putra saya — dan itu salah," kata Presiden Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Hill.

"Telah ada upaya untuk menghancurkan Hunter yang telah lima setengah tahun sadar, bahkan dalam menghadapi serangan yang tak henti-hentinya dan penuntutan selektif," tambahnya.

"Dalam upaya menghancurkan Hunter, mereka telah mencoba menghancurkan saya dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa itu akan berhenti di sini. Sudah cukup," tambahnya.

Terpisah, juru bicara Trump Steven Cheung mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diperoleh NewsNation, "perburuan penyihir yang gagal terhadap Presiden Trump telah membuktikan (Departemen Kehakiman) yang dikendalikan Demokrat dan jaksa radikal lainnya bersalah karena mempersenjatai sistem peradilan."

"Sistem peradilan itu harus diperbaiki dan proses hukum harus dipulihkan untuk semua orang Amerika, yang persis seperti yang akan dilakukan Presiden Trump saat ia kembali ke Gedung Putih dengan mandat yang sangat besar dari rakyat Amerika," kata Cheung.

Selain Trump, koleganya di Partai Republik di Kongres AS juga mengkritik keputusan Presiden Biden mengampuni putranya Hunter.

Anggota DPR James Comer yang juga ketua Komite Pengawasan DPR, mengatakan unggahan di media sosial X pada Hari Minggu, Presiden "telah berbohong dari awal hingga akhir tentang kegiatan perdagangan pengaruh keluarganya yang korup."

"Dia tidak hanya secara keliru mengklaim bahwa dia tidak pernah bertemu dengan rekan bisnis asing putranya dan bahwa putranya tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi dia juga berbohong ketika dia mengatakan tidak akan mengampuni Hunter Biden," kata Comer.

Meskipun Trump secara umum mengatakan di tengah persidangan senjata federal Hunter Biden dia diperlakukan lebih baik daripada kebanyakan orang, dia mengatakan akhir bulan lalu tidak akan mengabaikan pengampunan untuk putra presiden jika dia memenangkan pemilihan tahun ini.