Menlu Jerman Bearbock Kritik Dukungan China Terhadap Rusia
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menuduh China menyediakan senjata bagi Rusia untuk perangnya melawan Ukraina, mengancam perdamaian di Eropa dan Indo-Pasifik.
"Alih-alih bertanggung jawab atas perdamaian dan keamanan di dunia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China justru menentang kepentingan inti Eropa kami dengan bantuan ekonomi dan persenjataannya kepada Rusia," kata Menlu Baerbock dalam jelang kunjungan ke Beijing, melansir Reuters 2 Desember.
Menteri Luar Negeri Jerman akan melakukan perjalanan ke China pekan ini, di mana ia akan bertemu dengan mitranya dari China Wang Yi untuk membahas berbagai, isu termasuk perang di Ukraina.
"Perang agresi brutal Putin terhadap Ukraina merupakan ancaman langsung bagi perdamaian kita," kata Menlu Baerbock.
"Saya juga akan berbicara di Beijing tentang fakta kita tidak bisa begitu saja mengabaikan hal ini dalam hubungan kita dengan China," tandasnya.
Menlu Bearbock mengatakan, perang di Ukraina menunjukkan bagaimana keamanan di Eropa terkait erat dengan keamanan di Asia.
"Jika Korea Utara mengirim tentara dan senjata melawan Ukraina, sementara Rusia mendukung program nuklir Pyongyang, maka ini membahayakan perdamaian di sini dan di Indo-Pasifik," katanya.
Baca juga:
- Presiden Zelensky Desak Joe Biden Galang Dukungan untuk Keanggotaan Ukraina di NATO
- Presiden Iran Pezeshkian Serukan Negara Islam Bantu Penyelesaian Masalah Suriah
- Presiden Zelensky Klaim Pasukan Ukraina Tewaskan Tentara Korea Utara yang Dikerahkan Rusia
- UNRWA Sebut Lebih dari 415 Ribu Pengungsi Palestina Berlindung di Sekolah-sekolah Gaza
Menlu Baerbock juga menambahkan, sebagai ekonomi terbesar di Eropa, Jerman membela kepentingannya sama seperti China membela kepentingannya sendiri.
"Dalam kebijakan ekonomi, iklim, dan keamanan, berlaku hal berikut: kerja sama jika memungkinkan, kemerdekaan jika perlu," kata menteri luar negeri, seraya menambahkan Jerman tidak akan menutup mata ketika pihak lain melanggar aturan internasional yang merugikan industri Jerman dan Eropa.