UNRWA Sebut Lebih dari 415 Ribu Pengungsi Palestina Berlindung di Sekolah-sekolah Gaza
JAKARTA - Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Hari Minggu melaporkan, lebih dari 415.000 pengungsi Palestina saat ini berlindung di gedung-gedung sekolah milik lembaga tersebut di Gaza, sementara ratusan ribu lainnya berjuang untuk bertahan hidup dalam kondisi yang lebih buruk di tempat penampungan sementara.
Dalam unggahan di media sosial X, UNRWA membagikan video yang direkam oleh salah seorang perempuan pengungsi, Aisha, yang menggambarkan kesulitan dan tantangan luar biasa yang dihadapi mereka yang berlindung di gedung-gedung sekolah ini, yang awalnya ditujukan untuk pendidikan, bukan sebagai tempat penampungan.
Video itu menyoroti kondisi yang sangat sulit bagi perempuan dan anak perempuan di wilayah kantong Palestina tersebut di tengah konflik yang sedang berlangsung.
"Lebih dari 415.000 pengungsi di Gaza sekarang berlindung di gedung-gedung sekolah UNRWA. Ratusan ribu lainnya berusaha bertahan hidup dalam kondisi yang lebih buruk di tempat penampungan sementara," cuit UNRWA, dilansir dari WAFA 2 Desember.
Aisha, yang muncul dalam video tersebut, berbagi pengalaman pribadinya: "Tempat ini dimaksudkan untuk pendidikan, bukan untuk tempat tinggal," katanya, menekankan situasi yang mengerikan.
"Saya meninggalkan rumah saya yang indah untuk datang ke tempat ini, yang tidak memiliki kebutuhan dasar hidup," lanjutnya.
Dia menggambarkan kondisi yang tak tertahankan itu dengan mengatakan: "Kami, sebagai perempuan Palestina yang mengungsi, sangat menderita dalam hal kesehatan dan tantangan ekonomi, dan kami tidak memiliki makanan atau minuman, tanpa dukungan atau bantuan."
"Fasilitas yang kami butuhkan jauh, toiletnya jauh, tidak ada tempat untuk memasak atau beristirahat, dan tempat kami tinggal tidak aman, rentan dibom kapan saja. Gaza secara keseluruhan tidak aman. Mereka telah merampas hak kami untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan," jelas Aisha.
"Merupakan hak kami untuk dilindungi selama perang. Sebagai perempuan Palestina, kami menderita. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk melindungi dan membela kami. Kami ingin Anda memberikan kehidupan yang bermartabat bagi para perempuan yang tidak bersalah dalam perang ini sehingga kami dapat menghadapi kehidupan dan masyarakat," tambahnya.
Baca juga:
- Gedung Putih Tegaskan Tidak akan Mengembalikan Senjata Nuklir ke Ukraina
- Nilai Azan Mengganggu Bagi Warga Yahudi, Menteri Israel Perintahkan Penyitaan Pengeras Suara Masjid
- Mantan Menteri Pertahanan Sebut Israel Melakukan Pembersihan Etnis di Gaza
- Fosil Tengkorak 'Unik' dari Brasil Ungkap Evolusi Otak Burung
Aisha menekankan dampak perang yang menghancurkan terhadap perempuan di Gaza, dengan mencatat bagaimana mustahil untuk memenuhi bahkan kebutuhan kebersihan dasar, terutama selama menstruasi: "Pada saat seperti ini, seorang perempuan hancur."
"Tempat ini untuk pendidikan, tidak layak untuk ditinggali. Tempat ini penuh dengan serangga, lalat, dan kecoak, dan tidak memiliki fasilitas penting yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari kami," tutup Aisha.