Rute 'Cuan' Baru Kartel Kokain Kolombia, Pakai Kapal Selam Tempuh 16.093 Km ke Australia

JAKARTA - Angkatan Laut (AL) Kolombia mengungkap rute baru perdagangan narkoba menggunakan kapal selam lewat perairan Pasifik dari Amerika Selatan ke Australia.

Pengungkapan ini menyusul disitanya kapal selam semi-submersible yang diduga kuat untuk penyelundupan narkoba melintasi perairan Pasifik menempuh jarak sekitar 10.000 mil atau 16.093 km tanpa perlu mengisi bahan bakar.

"Itu adalah rute yang sangat menguntungkan, karena harganya [narkoba] jauh lebih tinggi di Australia," kata seorang sumber Kementerian Keamanan Kolombia kepada AFP, dikutip dari CBN News, Kamis 28 November.

Pejabat AL Kolombia Orlando Enrique Grisales menambahkan, di Australia harga jual kokain sebesar 240.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp3,8 miliar per 1 kilogram (kg).

Menurut Grisales, nominal itu enam kali lebih mahal dari harga jual kokain di AS.

AL Kolombia menjelaskan, awalnya penggunaan kapal selam oleh kartel untuk membawa narkoba dari Kolombia hingga lepas pantai negara tersebut. Kemudian barang haram itu dipindahkan ke kapal laut.

Dengan diamankannya kapal selam semi-submersible oleh AL Kolombia ini, itu berarti alat yang digunakan untuk proses penyelundupan atau perdagangan narkoba semakin canggih dan menjangkau jarak jauh.

Penangkapan kapal selam ini merupakan bagian dari operasi yang dilakukan AL Kolombia, bekerja sama dengan badan keamanan AS, Brasil, Spanyol, Belanda, dan beberapa negara lain, serta sejumlah organisasi internasional.

Dalam operasi selama kurun waktu enam minggu terakhir itu, aparat gabungan mengamankan 225 metrik ton kokain dan 128 ton ganja.

Lebih dari 400 orang ditangkap dalam operasi yang menargetkan lautan, pantai, sungai, dan pelabuhan di seluruh dunia pada Oktober-November 2024 tersebut.

"Ini mungkin penyitaan kokain terbesar dalam sejarah yang dilakukan Kolombia," kata Presiden Kolombia Gustavo Petro di akun media sosialnya.

Adapun kapal selam jenis semi-submersible tidak dapat menyelam sepenuhnya di bawah air dan kerap digunakan pengedar narkoba internasional untuk menghindari deteksi penegak hukum. 

Kapal-kapal selam tersebut acap kali diringkus di perairan Kolombia saat hendak menuju AS, Amerika Tengah, atau Eropa. 

Pada Juni 2024, AL Kolombia menangkap dua "kapal selam narkoba" yang membawa 5 ton kokain di lepas pantai Pasifik negara itu .