Indonesia Dukung Resolusi UNESCO Terkait Kelanjutan Misi Pendidikan UNRWA di Palestina
JAKARTA - Indonesia mendukung resolusi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) terkait kelanjutan misi pendidikan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di wilayah Palestina, sesuai dengan amanat Konstitusi, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Roy Soemirat.
Roy menjelaskan, UNESCO Executive Board (EB) pada 25 November lalu menggelar pertemuan 8th Extraordinary Session of the UNESCO Executive Board. Pertemuan digelar di UNESCO Headquarters, Paris, Prancis.
Pertemuan tersebut berhasil mengadopsi Resolusi ‘Supporting the Continuity of UNRWA’s Educational Activities in the Occupied Palestinian Territory’.
"Resolusi ini menekankan dukungan terhadap kelanjutan misi pendidikan UNRWA di Palestina, bersama UNESCO. Misi pendidikan ini akan berkontribusi terhadap stabilitas regional, perdamaian, dan pembangunan melalui pendidikan, terutama SDG4," jelas Roy dalam keterangan kepada VOI, seperti dikutip Rabu 27 November.
"Resolusi juga mendesak Israel sebagai occupying power untuk bertanggung jawab dan patuh terhadap hukum humaniter international, mematuhi dan menghormati mandat UNRWA di Palestina," jelasnya.
Lebih lanjut Roy menjelaskan, penyelenggaraan Extraordinary Session of the Executive Board of UNESCO ini didorong oleh keputusan parlemen Israel (Knesset) untuk menghentikan kegiatan UNRWA di Palestina.
Roy mengungkapkan, Indonesia juga merupakan co-sponsor dari resolusi tersebut dan merupakan salah satu negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO yang mengusulkan perlunya diselenggarakan Extraordinary Session of the Executive Board (ES-EB).
"Dukungan Indonesia terhadap penyelenggaraan ES-EB dan resolusi tersebut dilakukan dalam rangka menjalankan amanat konstitusi (menciptakan perdamaian dunia), serta dalam rangka terus memberikan dukungan bagi Palestina, termasuk melalui organisasi dan Badan PBB seperti UNRWA," jelas Roy.
Diberitakan sebelumnya, Dewan Eksekutif UNESCO dengan suara mayoritas mengadopsi resolusi yang mendukung keberlanjutan kegiatan pendidikan UNRWA di wilayah Palestina yang diduduki selama sesi luar biasa kedelapan pada Hari Senin, menggarisbawahi komitmen UNESCO untuk memastikan akses pendidikan bagi para pengungsi Palestina.
Lima puluh dari 58 negara anggota memberikan suara mendukung resolusi tersebut, dua negara abstain, dua negara tidak hadir saat pemungutan suara berlangsung dan empat negara menentang, melansir WAFA.
Sidang luar biasa Dewan Eksekutif UNESCO diadakan atas permintaan dua belas negara anggota, yakni Chili, Kuba, Djibouti, Indonesia, Yordania, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Qatar, Afrika Selatan, Spanyol dan Turki.
Baca juga:
- Kepala Staf Angkatan Bersenjata Ungkap Iran Siapkan Respons di Luar Imajinasi Israel
- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Sebut Kelaparan Dijadikan Senjata di Gaza
- Komisi Penyelidik Independen Nilai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Gagal Melindungi Warga Israel
- Menhan Israel Katz Tegaskan Tidak Ada Toleransi untuk Setiap Pelanggaran Gencatan Senjata
"Pada sesi khusus ke-8 Executive Board of UNESCO tentang dukungan terhadap keberlanjutan kegiatan pendidikan UNRWA di wilayah Palestina yang diduduki, lebih dari 70 negara berbicara dalam debat konstruktif yang menghasilkan keputusan bersejarah yang mendorong kolaborasi antara kedua lembaga PBB tersebut," cuit Chairperson of the Executive Board of UNESCO Vera El Khoury Lacoeuilhe di media sosial X.
Negara-negara ini berupaya memastikan keberlanjutan kegiatan pendidikan UNRWA, sebagai tanggapan terhadap undang-undang Knesset Israel yang mengancam operasi lembaga tersebut, yang selanjutnya akan berdampak parah pada kegiatan pendidikan yang disediakan UNRWA di Palestina.