Masa Tenang, Bawaslu Sita Paket Sembako dari Tim RK-Suswono dan Pramono-Rano di Kepulauan Seribu J
JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kepulauan Seribu menyita ribuan paket sembako pada beberapa pulau di Kepulauan Seribu.
Paket sembako untuk warga tersebut dikirimkan oleh tim pasangan calon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono dan pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno.
Mengingat saat ini telah memasuki masa tenang Pilkada 2024, Bawaslu Kepulauan Seribu pun menyita dan menyegel paket sembako tersebut.
"Bawaslu Kepulauan Seribu telah melakukan penyegelan paket sembako. Paket sembako tersebut diduga dikirimkan oleh tim paslon 01 dan tim paslon 03," kata Anggota Bawaslu DKI Jakarta Benny Sabdo kepada wartawan, Selasa, 26 November.
Benny menyebut pihaknya masih melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap kiriman paket sembako tersebut. Sebab, terdapat jeratan tindak pidana politik uang jika benar paket sembako tersebut akan dibagikan saat masa tenang.
"Bawaslu DKI terus melakukan patroli pengawasan politik uang selama masa tenang, serta mengajak warga masyarakat melaporkan, jika ada kegiatan kampanye dan praktik politik uang di wilayah DKI Jakarta," ucap Benny.
Dari hasil penelusuran awal, Anggota Bawaslu Kepulauan Seribu Ulil Amri menuturkan, paket sembako kiriman tim paslon RK-Suswono ditemukan di Pulau Sabira. Kemudian, paket sembako dari tim Pramono-Rano di Pulau Pari, Pulau Kelapa, Pulau Lancang, dan Pulau Untung Jawa.
Dari penjelasan kedua tim paslon kepada Bawaslu, mereka mengaku paket tersebut sebenarnya akan dijual dengan kegiatan pasar murah kepada warga setempat.
Baca juga:
- Data Terkini Perang Israel-Hizbullah: 3.768 Orang Tewas di Lebanon, 99 Ribu Rumah Rusak
- Prospek Gencatan Senjata di Lebanon Membuat Warga Gaza Merasa Terabaikan
- Rusia Usir Diplomat Inggris karena Tuduhan Mata-mata
- Kepala Kebijakan LN Uni Eropa Minta Israel Sepakati Proposal Gencatan Senjata dengan Hizbullah
Rencana awalnya, pasar murah tersebut dilaksanakan pada hari terakhir masa kampanye. Hanya saja, pengiriman tertunda akibat cuaca buruk dan paket tersebut baru sampai saat memasuki masa tenang.
"Itu kan mereka menggunakan kapal tradisional. Nah, kebetulan di hari itu itu cuaca agak sedikit buruk, sehingga mereka terkendala pengirimannya. Yang seharusnya tiba di tanggal 23 (November) sebelum masa tenang jadi terhambat karena cuaca yang kurang bagus. Jadi, posisinya terkirim pada malam di malam 24 pas masa tenang," urai Ulil.
Ulil melanjutkan, Bawaslu masih menyita paket sembako dan baru akan mengembalikannya saat pemungutan suara Pilkada Jakarta selesai.
"Setelah kita segel, kita kembalikan ke pemiliknya. Si pemiliknya misal di situ pemiliknya siapa, Kita kembalikan ke pemiliknya. Persoalan nanti dia bagikan atau tidak, itu bukan urusan kami," imbuhnya.