Menaker Ungkap Industri Informal Jadi Tantangan Terbesar Pemerintah

JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyampaikan industri informal di Indonesia masih menjadi tantangan besar, namun pemerintah optimistis menghadapinya.

Hal ini sejalan dengan harapan Presiden Prabowo Subianto bahwa jaminan sosial harus memberikan manfaat nyata bagi para pekerja.

"Industri informal ini memang PR yang tidak mudah dan ini juga menjadi quick win kami dan sesuai dengan harapan dari Pak Presiden dalam asta cita ini menjadi poin penekanan beliau juga," ujarnya dalam acara Social Security Summit 2024, Selasa, 26 November.

Yassierli menyampaikan tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana memastikan jaminan sosial dapat memberikan perlindungan yang nyata bagi pekerja informal.

“Isunya sekali lagi, saya berharap tidak hanya sebatas bagaimana meningkatkan kepesertaan dari (sektor) informal, walaupun itu saat ini masih menjadi tantangannya. Tapi benar-benar kemudian jaminan sosial ini menjadikan sesuatu buat mereka,” ucapnya

Untuk meningkatkan kinerja para pekerja sektor informal, Yassierli menyampaikan pentingnya melakukan kolaborasi dalam upaya ini salah satu langkahnya yaitu mendorong pelatihan wirausaha untuk sektor informal.

“Kemudian saat ini kita sedang terus menggencarkan pelatihan-pelatihan wirausaha ni memang kita menginginkan pekerja informal yaitu lebih forward. Jadi bukan hanya sebatas informal by common sense. Ada skill di situ, ada hasil pelatihan di situ, ada coaching di situ,” tuturnya.

Dengan pendekatan yang lebih komprehensif, Yassierli berharap sektor informal dapat lebih maju dan berdaya saing, sehingga jaminan sosial bisa memberikan manfaat maksimal bagi mereka yang bekerja di sektor ini.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menyampaikan jumlah kepersertaan mencapai 40,83 juta tenaga kerja telah terlindungi di mana 25,8 juta di antaranya adalah pekerja formal, 9,4 juta adalah pekerja informal dan 5,6 juta pekerja konstruksi.

"Tahuni ini kami telah menyalurkan Rp48,06 triliun untuk 3,5 juta pekerja dan ahli waris serta bea siswa pendidikan sebesar Rp371 miliar untuk 89 ribu anak pekerja," ujarnya.

Anggoro menyampaikan hingga saat ini dana investasi mencapai Rp781,96 triliun atau naik 13,85 persen (yoy), untuk hasil investasi mencapai Rp42,88 triliun atau naik 9,14 persen (yoy) dan untuk penerimaan iuran mencapai Rp86,90 triliun atau naik 7,96 persen (yoy).

Anggoro menyampaikan saat ini status pekerja Indonesia didominasi pekerja informal dengan 60 persen dari jumlah pekerja yaitu 84,13 juta penduduk.

"Tantangan pekerja informal tadi dari 60 persen, saat ini di Indonesia yaitu 60 juta pekerja informal, saat ini kepesertaannya baru 9,4 juta yang menjadi peserta dari 60 juta atau 13 persen yang terlindungi ketenagakerjaan," ujarnya.

Menurut Anggoro, terdapat 30,1 juta pekerja informal yang masuk golongan pekerja miskin, di antaranya petani dan nelayan.

“Bahwa ada 30,1 juta juta pekerja informal yang masuk ke dalam desil 1,4 yaitu golongan pekerja miskin yang dalam klasifikasi tersebut banyak petani, nelayan dan pekerjaan-pekerjaan rentan yang ada di data tersebut,” ucapnya.