Pakistan Chaos, Pendukung Mantan PM Imran Khan Turun ke Jalan Tuntut Pembebasan

JAKARTA - Aksi ratusan pendukung yang menuntut pembebasan mantan Perdana Menteri Imran Khan dari penjara sudah berada di pinggiran ibu kota Pakistan, Islamabad.

Pihak berwenang memberlakukan penguncian keamanan selama dua hari terakhir untuk memblokir para pengunjuk rasa, yang diminta Khan untuk melakukan demonstrasi di parlemen. Sementara jalan raya menuju kota telah dibarikade.

Pemerintah menggunakan kontainer pengiriman untuk memblokir jalan-jalan utama di Islamabad. Sebagian besar dijaga polisi dan personel paramiliter yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara.

Para pejabat dan saksi mengatakan semua angkutan umum antara kota dan terminal juga ditutup di provinsi timur Punjab, untuk mencegah para pengunjuk rasa yang dikomandoi anggota partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin Khan.

“Kami tidak akan membiarkan mereka menyerbu ibu kota,” kata Menteri Penerangan provinsi Uzma Bukhari dilansir Reuters, Senin, 25 November.

Beberapa petugas polisi terluka dalam bentrokan dan kerusuhan di beberapa tempat di provinsi tersebut.

Ibu kota menambah lapisan keamanan ekstra menjelang kunjungan presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko, yang dijadwalkan tiba pada Senin.

Partai Khan menuduh pemerintah menggunakan taktik kekerasan untuk menghalangi para pengunjuk rasa. Pemerintah disebut menangkap ratusan pekerja dan pemimpin.

“Mereka bahkan menembakkan peluru tajam,” salah satu pembantu Khan, Shaukat Yousafzai, mengatakan kepada penyiar Geo News TV.

Pertemuan dalam bentuk apa pun di Islamabad dilarang, kata polisi dalam pernyataannya.

Pihak berwenang menutup semua sekolah di Islamabad dan kota garnisun Rawalpindi yang berdekatan, sementara layanan internet dan pesan WhatsApp juga melambat.

Aksi protes tersebut, yang digambarkan Khan sebagai "seruan terakhir", adalah salah satu dari banyak aksi yang dilakukan partainya untuk meminta pembebasannya sejak ia dipenjara pada Agustus tahun lalu.

Protes terbaru partai tersebut di Islamabad, pada awal Oktober, berubah menjadi kekerasan.

Istri ketiga Khan, Bushra Bibi, dan ajudan utamanya, Ali Amin Gandapur, yang merupakan ketua menteri provinsi Khyber Pakhtunkhwa, memimpin unjuk rasa yang tiba di luar Islamabad pada Minggu malam.

Khan menghadapi tuduhan mulai dari korupsi hingga hasutan kekerasan, yang semuanya dibantah oleh dia dan partainya.

Militer memiliki peran yang sangat besar dalam politik, dan merekalah yang paling menentukan siapa yang akan memerintah negara berpenduduk 241 juta jiwa di Asia Selatan tersebut.