Bulan Krusial Pandemi di Yunani, Antara Menghalau Kerugian atau Kematian
JAKARTA - Sinerginitas mutlak dibutuhkan guna menahan laju penyebaran pandemi COVID-19. Baik itu pemerintah, pebisnis, maupun masyarakat sudah mesti bersatu untuk itu. Seperti Yunani, yang akhir-akhir ini mulai meminta kerja sama warga negara untuk bersatu hadapi pandemi.
Selasa, 14 Maret, pemerintah Yunani mulai memperingatkan warganya, selama bulan april, sebagai bulan yang dianggap kritis. Dalam waktu itu, pemerintah meminta semua pihak serius menghadapi COVID-19, termasuk masyarakat agar selalu patut dengan kebijakan pembatasan wilayah atau lockdown.
Seperti dilansir Reuters, Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mulai mendesak warga untuk berada di rumah agar tak mengalami situasi seperti Italia dan Spanyol, dua negara eropa dengan kematian tertinggi. "April akan menjadi bulan paling kritis. Jika kita bersantai, kita akan membayarnya dan kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi."
Selain itu, pemerintah Yunani pun telah menutup restoran, bar, toko, taman bermain, sekolah, pusat perbelanjaan, universitas dan pusat kebugaran untuk guna membendung COVID-19. Bagi mereka yang ingin keluar untuk bekerja, membeli makanan atau obat-obatan, kunjungan ke dokter ataupun orang yang memerlukan perawatan, langkah mereka sedikit diperketat.
Pengetatan berupa kewajiban mengisi sebuah aplikasi untuk memberitahu pihak berwenang. Pemberitahuan dapat dilakukan melalui surel ataupun pesan singkat terkait rencana berpergian mereka. Di lain sisi, Mitsotakis sadar, langkah negara memperketat lockdown berdampak serius pada laju ekonomi. Terbukti dari pabrik-pabrik di Yunani yang mengalami penurunan tajam pada bulan Maret.
Sekalipun negara merugi, pemerintah Yunani lebih memilih keselamatan warga negaranya sebagai tujuan utama ketimbang memikirkan nafsu membendung kerugian. Untuk itu, pemerintah mulai memastikan serta memperbaiki sistem kesehatan agar dapat menahan laju maupun menghindari kehancuran lebih besar akibat COVID-19. "Sejauh ini orang Yunani berhasil dalam hal ini," katanya.
Sejak diidentifikasi pertama kali di negara itu pada 26 Februari, Yunani telah mengambil langkah-langkah awal untuk mengatasi wabah itu. Kini, telah terdapat 1.415 kasus angka positif COVID-19, dan telah membuat 50 orang meninggal.