Huawei Dorong Transformasi Digital untuk Capai Netralitas Karbon

JAKARTA – Kurang dari dua minggu yang lalu, Huawei menandatangani Nota Kesepahaman dengan PLN. Kini, Huawei mengatakan bahwa mereka telah mempercepat transformasi digital dan transisi energi terbarukan.

Kedua hal ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi mutakhir yang dinilai dapat membawa Indonesia mencapai target netralitas karbon dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Fokus pengembangan ini dilakukan di berbagai sektor, khususnya industri tenaga listrik.

Huawei, dalam acara Electricity Connect 2024 yang digelar baru-baru ini, mengatakan bahwa mereka terus mendorong pemanfaatan teknologi digital yang sedang berkembang seperti 5G, cloud, Artifical Intelligence (AI), dan lainnya demi merevolusi industri. 

Namun, transformasi ini tidak mudah karena infrastruktur di Indonesia masih terbatas. Seperti kebutuhan PV surya misalnya. Untuk mendukung energi terbarukan, PV surya perlu dikembangkan lebih banyak karena jumlah kendaraan listrik yang terdaftar terus bertambah. 

"Jumlah kendaraan listrik yang terdaftar juga berlipat ganda, mencapai 2.704 unit," kata Jason Li, President of Global Marketing and Solutions for Huawei Electric Power Digitalization Business Unit. "Rangkaian perubahan ini menghadirkan tantangan besar bagi perusahaan listrik."

Agar tantangan ini bisa dihadapi, Jason menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur digital yang solid sangat diperlukan. Pembangunan ini perlu menggunakan arsitektur yang canggih seperti Intelligent Distribution Solution (IDS) dari Huawei.

“IDS didasarkan pada arsitektur cloud-pipe-edge-pipe-device, yang memungkinkan peralihan dari digitalisasi satu titik ke digitalisasi yang terbuka, berkelanjutan, dan sistematis," ungkap Jason.

"IDS telah membantu mendeteksi berbagai masalah di Eropa dan Afrika,” imbuhnya.