Putin Bakal Terus Menguji Rudal Hipersonik Oreshnik dalam Perang dengan Ukraina

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya akan terus menguji rudal hipersonik Oreshnik barunya dalam pertempuran. Putin mengklaim memiliki persediaan yang siap digunakan.

Sementara Ukraina mengatakan pihaknya sudah berupaya mengembangkan sistem udara untuk melawan senjata tersebut.

Putin menyampaikan hal tersebut sehari setelah Rusia menembakkan senjata jarak menengah baru ke Ukraina untuk pertama kalinya, langkah yang menurutnya dipicu oleh penggunaan rudal balistik AS dan rudal jelajah Inggris oleh Ukraina untuk menyerang Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Kyiv bekerja sama dengan mitra Baratnya untuk menyusun sistem guna melawan “risiko baru”.

Putin menggambarkan penggunaan pertama Oreshnik  sebagai uji coba yang sukses, dan mengatakan akan lebih banyak lagi yang menyusul.

“Kami akan melanjutkan uji coba ini, termasuk dalam kondisi pertempuran, tergantung pada situasi dan sifat ancaman keamanan yang ditimbulkan terhadap Rusia,” katanya dalam komentar yang disiarkan televisi kepada para pejabat pertahanan dan pengembang rudal dilansir Reuters, Sabtu, 23 November.

“Selain itu, kami memiliki stok produk semacam itu, stok sistem seperti itu yang siap digunakan,” sambung Putin.

Namun seorang pejabat AS mengatakan senjata yang digunakan Rusia adalah senjata eksperimental. Pejabat itu mengatakan Rusia memiliki jumlah rudal yang terbatas dan ini bukanlah kemampuan yang dapat dikerahkan Rusia secara rutin di medan perang.

Rudal perantara memiliki jangkauan 3.000-5.500 km (1.860-3.415 mil), yang memungkinkan mereka menyerang di mana saja di Eropa atau Amerika Serikat bagian barat dari Rusia.

Pakar keamanan mengatakan fitur baru dari rudal Oreshnik yakni membawa banyak hulu ledak yang mampu menyerang sasaran berbeda secara bersamaan.

Ukraina mengatakan rudal tersebut mencapai kecepatan tertinggi lebih dari 13.000 kilometer per jam (8.000 mph) dan membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai target sejak peluncurannya.

Penembakan rudal tersebut merupakan bagian dari peningkatan tajam ketegangan minggu ini karena Ukraina dan Rusia saling menyerang wilayah masing-masing dengan senjata yang semakin kuat.