Teknik Pencurian Data yang Digunakan Hacker dan Cara Melindungi Diri dari Peretasan

JAKARTA - Kasus pencurian data makin sering terjadi. Bahkan, platform teknologi raksasa seperti Facebook dan LinkedIn pun tak luput dari tindak kriminal siber ini.

Bukan berarti perusahaan tersebut lalai atau lemah dalam menghadapi ancaman ini. Setiap pembaruan yang diluncurkan merupakan bentuk upaya perusahaan untuk menanggulangi setiap kemungkinan pencurian.

Tapi, ketika keamanan makin ketat, upaya peretasan pun makin canggih. Para hacker tak lagi menghadapi secara langsung tembok keamanan dari depan. Mereka memiliki teknik pencurian data yang sudah dikembangkan sedemikian rupa.

Oleh karena itu, agar Anda tidak mengalami peristiwa ini, tim VOI sudah mengumpulkan beberapa teknik pencurian data yang umum diketahui. Simak uraian berikut ini.

Phishing

Di antara berbagai teknik, barangkali ini adalah yang paling sering disebutkan. Pasalnya, phishing tidak hanya berlaku di dunia kejahatan siber saja. Tapi juga digunakan oleh para penipu untuk mengelabui dan mengambil keuntungan dari korban.

Lalu pertanyaannya, apa itu phishing? Singkat saja, dalam dunia digital, phishing adalah email palsu yang meniru dari lembaga resmi. Peretas membuat email palsu ini dengan tujuan agar Anda memasukkan data-data pribadi pada halaman yang tersedia. Contohnya seperti password, detail akun bank, hingga informasi rahasia seperti kode OTP.

Kini, peretas tidak hanya mengirimkan e-mail palsu saja. Tapi juga mengirimkan pesan berisi tautan yang mengarah ke halaman tertentu. Oleh karena itu, jika Anda menerima kiriman tautan dari seseorang yang tidak dikenal, lebih baik jangan dibuka begitu saja.

Malware

Selain phishing, malware juga menjadi teknik pencurian data yang paling sering kita dengar. Dan hampir semua platform teknologi pasti pernah menghadapi serangan jenis program ini.

Secara sederhana, malware merupakan program jahat yang dibuat dengan tujuan merusak. Begitu sistem rusak, program pun bisa menjalankan beragam fungsi, seperti mencuri data, memodifikasi fungsi utama dari sistem, hingga diam-diam melacak pengguna.

Lalu, bagaimana cara agar terhindari dari serangan malware? Anda bisa memanfaatkan aplikasi anti virus terpercaya. Selain itu, harus berhati-hati sebelum mengunduh file atau aplikasi dari website.

Terakhir, Anda harus memastikan bahwa sistem operasi selalu diperbarui. Sehingga, setiap backdoor yang ada pada sistem sebelumnya bisa ditutupi oleh pembaruan.

Sebenarnya, masih ada beberapa jenis teknik pencurian data lainnya. Tapi, di Indonesia, dua teknik di atas adalah yang paling sering terjadi.

Sebagai catatan, selain menggantungkan pada pembaruan sistem demi keamanan data, Anda, sebagai pengguna perangkat teknologi, harus pro-aktif dalam menjaga keamanan. Bagaimanapun, Anda adalah gerbang keamanan terakhir dari data pribadi yang sangat berharga di dunia digital.