Apa yang Sebaiknya Tidak Dilakukan Orang Tua saat Anak Tantrum?
JAKARTA - Sebagai orang tua, tentu saja Anda pasti mengetahui apa yang harus dilakukan saat menghadapi anak tantrum sesuai dengan kebiasaannya. Tapi terkadang ketika kondisi Anda pun sedang tidak memungkinkan bersikap tenang, tak ayal jadi sulit menahan diri memberi respon yang kurang baik. Sehingga pada akhirnya justru memperburuk keadaan.
Coba luangkan waktu sejenak pertimbangkan mengapa sangat penting menghindari tanggapan negatif ketika anak mengamuk. Ini dapat membantu memperkuat tekad Anda untuk tidak menanggapi tantrum secara refleks.
Jangan remehkan perspektif atau emosi anak
Melansir informasi dari Child’s Mind Institute, Jumat, 22 November, ketika orang tua menggambarkan amukan anak, mereka sering berbicara dengan nada tidak percaya. "Kenapa kamu harus panik akan hal kecil?!" Orang tua terus-menerus menggunakan kata, "terkecil," dan banyak kata dan frasa sinonimnya seperti " tidak penting," dan " remeh temeh" guna menggambarkan hal-hal yang memicu amukan anak.
Jika dilihat dari kacamata orang tua, memang alasan anak tantrum bisa jadi tidak masuk akal. Tapi dari sudut pandang anak, hal yang jadi alasan tantrum bisa saja berarti. Untuk itu, saat sedang membersamai si kecil yang sedang tantrum, penting bagi Anda untuk tidak tertawa. Dan sebaiknya menganggap serius reaksi dan perasaan mereka.
Jangan beri tahu anak apa yang harus dia rasakan
Ini adalah aturan umum yang bagus diterapkan pada anak di segala usia, khususnya relevan pada saat tantrum. Jangan pernah meremehkan emosi dan pengalaman anak dengan menginstruksikan mereka untuk “tidak marah” atau “jangan menangis”.
Jika anak cukup sering diberi tahu untuk tidak merasakan apa yang mereka rasakan. Maka mereka akan percaya kalau mereka memiliki kemampuan mengaktifkan dan menonaktifkan emosi dalam sekejap. Atau lebih tepatnya mereka harus mampu melakukannya.
Anak-anak perlu belajar bahwa perasaan mereka adalah bagian dari kehidupan bahkan perasaan sulit sekalipun. Dan bahwa perasaan itu datang dan pergi, seperti ombak di lautan yang harus dilalui.
Jangan merayu anak agar tantrumnya cepat selesai
Membujuk anak dengan iming-iming hadiah atau janji hanya akan menunda penyelesaian masalah dan tidak membantu anak belajar mengendalikan emosinya. Memberikan anak apa yang mereka inginkan saat tantrum hanya akan memperkuat perilaku tantrum dan membuatnya terulang kembali di masa depan.
Baca juga:
Jangan mengatakan tindakan anak buat orang tua sedih
Hal selanjutnya yang sebaiknya tidak dilakukan orang tua saat anak tantrum yaitu jangan mengatakan perilaku yang dilakukan anak membuat Anda sedih. Ingat, tantrum anak tidak seharusnya membuat orang tua sedih dan kecewa. Ini karena anak-anak tidak bertanggung jawab atas emosi yang dirasakan oleh orang tua.
Jangan berbohong kepada anak untuk cegah tantrum
Sering kali orang tua berbohong atau mengatakan setengah kebenaran untuk menghindari anak merasa kecewa atau sedih. Tapi ini bukanlah sebuah solusi. Memang bisa membantu dalam jangka pendek. Tapi, dampak jangka panjangnya akan buruk. Jika ingin anak jujur, Anda harus jujur juga kepadanya.
Karena cepat atau lambat anak akan menyadari kebohongan orang tuanya. Dan anak-anak perlu melihat orang tua bertanggung jawab dalam menetapkan batasan dengan cara yang terbuka dan jelas.