Palestina Kutuk Veto Amerika Serikat saat Pembahasan Resolusi Dewan Keamanan PBB
JAKARTA - Presidensi Palestina mengutuk penggunaan hak veto oleh Amerika Serikat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk memblokir resolusi yang menyerukan gencatan senjata dan diakhirinya agresi Israel di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu malam, Presidensi Palestina menyatakan, keputusan AS untuk menggunakan hak vetonya untuk keempat kalinya membuat Israel semakin berani untuk melanjutkan kejahatannya terhadap warga sipil tak berdosa di Palestina dan Lebanon, dikutip dari WAFA 21 November.
Lebih lanjut pernyataan itu juga mengkritik AS karena mengabaikan hukum internasional dan resolusi PBB, termasuk putusan Mahkamah Internasional, yang menyerukan diakhirinya pendudukan Israel, penarikan pasukan dari Gaza, dan penghentian permusuhan.
"Kepemimpinan Palestina secara konsisten menyerukan resolusi Dewan Keamanan PBB berdasarkan Bab VII untuk menuntut gencatan senjata segera, menghentikan tindakan genosida Israel terhadap rakyat Palestina, dan mendukung pekerjaan yang sedang berlangsung dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)," kata presidensi.
Presidensi Palestina juga mendesak masyarakat internasional, khususnya anggota Dewan Keamanan PBB, untuk memenuhi tanggung jawab mereka dengan mengambil tindakan segera untuk menghentikan serangan Israel yang sedang berlangsung, bencana kemanusiaan, dan kelaparan yang mempengaruhi penduduk Gaza.
Pernyataan itu juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada sepuluh anggota Dewan Keamanan terpilih yang berusaha meloloskan resolusi tersebut, berterima kasih kepada anggota tetap yang memberikan suara mendukungnya.
"Presidensi meminta Dewan Keamanan untuk bertindak tegas dalam melindungi rakyat Palestina dan menjaga perdamaian dan keamanan internasional, mendesak penerapan penuh hukum internasional terhadap Israel," seru presidensi.
Diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat pada Hari Rabu memveto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata dalam perang Israel di Gaza, menuduh anggota dewan secara sinis menolak upaya untuk mencapai kompromi.
Baca juga:
- Rusia Tidak akan Membiarkan Amerika Serikat Membungkam Dewan Keamanan PBB
- Pemerintahan Presiden AS Joe Biden Berencana Hapus Utang Ukraina Senilai Rp74,9 Triliun
- Puluhan Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza Utara Palestina
- Kepala Pentagon Lloyd Austin Sayangkan Tidak Bisa Bertemu Menteri Pertahanan China
Dewan yang beranggotakan 15 negara itu menggelar pemungutan suara resolusi yang diajukan oleh 10 anggota tidak tetapnya, dalam pertemuan yang menyerukan "gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen", secara terpisah menuntut pembebasan sandera, dikutip dari Reuters.
Hanya AS yang memberikan suara menentang, menggunakan hak vetonya sebagai anggota tetap dewan untuk memblokir resolusi tersebut.