Indonesia Terima Undangan Menjadi Negara Mitra BRICS
JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares mengonfirmasi, Indonesia telah menerima undangan untuk menjadi negara mitra BRICS.
"Betul, menerima tawaran tersebut," katanya dalam pesan singkat kepada VOI, Rabu 20 November.
"Menerima disini juga artinya we accept to become a BRICS partner country," lanjutnya.
Ketika ditanya, apakah Pemerintah di Jakarta harus menjawab undangan tersebut untuk resmi menjadi negara mitra, Ia mengatakan: "Jakarta sudah menjawab."
Sebelumnya, Duta Besar Jose Tavares dalam wawancara dengan TAS mengonfirmasi undangan tersebut.
"Ya, (kami telah menerima undangan). Ini perkembangan yang positif. Sekarang, kami telah menjadi negara mitra BRICS," kata diplomat tersebut, dikutip dari TASS.
Dijelaskannya, status ini memungkinkan Indonesia untuk berpartisipasi dalam pertemuan kelompok tersebut sebagai negara mitra.
Ia menambahkan, dalam peran ini, Indonesia "akan secara aktif berkontribusi dan berpartisipasi dalam inisiatif apa pun yang dilakukan BRICS."
Setelah KTT BRICS di Kazan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa kelompok tersebut telah menyetujui daftar negara mitranya, meskipun nama-nama mereka tidak diungkapkan. Pada tahap awal, undangan akan diberikan kepada negara-negara ini, dan pengumuman akan dilakukan setelah tanggapan positif diterima.
BRICS didirikan pada tahun 2006 oleh Brasil, Rusia, India dan China, dengan Afrika Selatan bergabung pada tahun 2011. Pada tanggal 1 Januari 2024, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab menjadi anggota penuh.
Indonesia sendiri sebelumnya mengumumkan keinginan bergabung dengan BRICS, untuk mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South, namun di sisi lain tetap melanjutkan diskusi dengan negara maju, menjalankan peran penting sebagai bridge builder.
Keinginan untuk bergabung dengan BRICS disampaikan dalam KTT BRICS Plus yang digelar di Kazan, Rusia Oktober lalu. Menteri Luar Negeri Sugiono hadir mewakili Presiden RI Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus.
Baca juga:
- Antisipasi Serangan Udara, Amerika Serikat Tutup Kedutaan Besar di Kyiv Ukraina
- Presiden AS Joe Biden Setujui Pengiriman Ranjau Antipersonel untuk Ukraina
- Kremlin Sebut Saluran Telepon Khusus AS-Rusia untuk Meredakan Krisis Belum Digunakan
- Negara Anggota Uni Eropa Sepakat Kerja Sama Kembangkan Pertahanan Udara hingga Peperangan Elektronik
Lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South.
"Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South," jelas Menlu Sugiono, dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Jumat 25 Oktober.
"Namun, kita juga melanjutkan keterlibatan atau engagement kita di forum-forum lain, sekaligus juga terus melanjutkan diskusi dengan negara maju," lanjutnya.