1.000 Hari Invasi Rusia, Presiden Ukraina Minta Jerman Pasok Rudal Jarak Jauh
JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sudah waktunya bagi Jerman untuk mendukung kemampuan serangan jarak jauh Ukraina terhadap Rusia.
Pemerintah Amerika Serikat lebih dulu menyetujui penggunaan rudal ATACMS oleh Ukraina dalam serangan ke wilayah dalam Rusia.
Hal ini mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menurunkan ambang batas militernya untuk melakukan serangan nuklir.
“Saya pikir setelah pernyataan tentang senjata nuklir, ini juga saatnya bagi Jerman untuk mendukung keputusan terkait,” kata Zelenskyy dilansir Reuters, Selasa, 19 November.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang melakukan pembicaraan telepon selama satu jam dengan Putin pekan lalu, ragu-ragu untuk memberikan rudal jelajah jarak jauh Taurus ke Ukraina, sehingga memicu frustrasi di Kyiv.
Pernyataan Zelenskiy muncul ketika sumber resmi Ukraina mengonfirmasi militer Kyiv menggunakan rudal yang dipasok AS untuk menyerang gudang senjata di wilayah Bryansk, Rusia, pada Selasa.
Baca juga:
- 1.000 Hari Invasi Rusia ke Ukraina, Zelenskyy Tegaskan Rencana Produksi Senjata Perang Besar-besaran
- Pasukan Israel Tembak Mati 3 Militan Palestina di Tepi Barat
- Amerika Tak Terkejut dengan Revisi Doktrin Nuklir Rusia
- Ukraina Pakai Rudal ATACMS AS Serang Bryansk, Rusia Anggap Sinyal Barat Ingin Konflik Membesar
Diberitakan sebelumnya, Jerman bakal mengirimkan 4.000 drone serang yang dikendalikan AI ke Ukraina. Keputusan ini diambil beberapa hari setelah Kyiv mengecam Kanselir Jerman Olaf Scholz karena mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menteri Pertahanan Boris Pistorius mengatakan paket bantuan militer tersebut menandai langkah besar bagi Ukraina karena mereka dikendalikan oleh AI dan dapat menonaktifkan pertahanan elektronik musuh.
“Drone tersebut, diproduksi oleh perusahaan Jerman Helsing, dapat mencapai target hingga 30-40 kilometer di pedalaman, terutama pos komando dan pusat logistik,” kata Pistorius dilansir CNN, Senin, 18 November.
Keputusan itu diambil setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegur Scholz karena mengadakan pembicaraan telepon dengan Putin mengenai mengakhiri perang di Ukraina, sekaligus mengakhiri upaya bersama Eropa untuk mengisolasi pemimpin Rusia tersebut.
Meskipun drone tersebut disebut sebagai “Mini-Taurus,” Jerman tetap menolak mengirim rudal jelajah Taurus ke Ukraina.