LSF: Masyarakat yang Taat Nonton Sesuai Klasifikasi Usia Hanya 46%

JAKARTA - Lembaga Sensor Film (LSF) menyelenggarakan sebuah program untuk kembali mengedukasi masyarakat khususnya penonton untuk menonton film sesuai dengan klasifikasi usianya.

Oleh karena itu, LSF melaksanakan kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GN BSM) dan Nonton Bareng (Nobar) Film Bila Esok Ibu Tiada bersama 200 orang Guru dan Pelajar di Jakarta.

"Jadi lembaga sensor film, salah satu program prioritasnya adalah memasyarakatkan klasifikasi usia kepada penonton," kata Ketua Lembaga Sensor Film, Naswardi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 19 November.

"Jadi, memasyarakatkan klasifikasi ini, itu dalam rangka meningkatkan literasi tontonan ini agar meningkat. Dan salah satu program yang kami usung adalah Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri," sambungnya.

Bukan tanpa sebab, Naswardi menjelaskan kalau berdasarkan penelitian yang dilakukan LSF hanya 46% masyarakat yang mentaati menonton sesuai klasifikasi usia.

"Ya, berdasarkan hasil penelitian kita, tahun lalu, ya, survei nasional, masyarakat kita yang sadar mentaati klasifikasi usia itu dalam menonton baru 46%," bebernya.

Oleh karena itu Naswardi mengungkapkan kalau LSF tengah gencar mengkampanyekan hal ini ke berbagai daerah di kota-kota Indonesia.

"Jadi, kita akan terus geber, ya, datang ke daerah-daerah, ke kota-kota untuk memasyarakatkan dalam rangka tadi, meningkatkan kualitas literasi tontonan tadi. Namun, tempatnya itu kita barengi dengan nobar," tuturnya.

"Di tahun depan mungkin ada 125 kota di seluruh Indonesia. Jadi, upaya kita meningkatkan jumlah penonton, dan juga meningkatkan literasi tontonannya," tandasnya.