Uni Eropa Diharapkan Mempertimbangkan Kembali Sanksi Terhadap Rusia untuk Memangkas Biaya Energi
JAKARTA - Uni Eropa perlu mempertimbangkan kembali sanksi terhadap Rusia, karena itu membuat harga energi tetap tinggi, sehingga menghambat daya saing ekonomi blok tersebut, kata Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban pada Hari Jumat.
Para pemimpin Uni Eropa menandatangani deklarasi tentang daya saing pada pertemuan puncak informal mereka minggu lalu.
"Harga energi perlu diturunkan dengan segala cara. Ini berarti sanksi perlu dipertimbangkan kembali karena di bawah kebijakan sanksi saat ini, harga energi tidak akan turun," kata PM Orban dalam sebuah wawancara di radio publik Hongaria, melansir Reuters 15 November.
PM Orban mengatakan, perusahaan-perusahaan AS membayar seperempat dari jumlah yang dikeluarkan rekan-rekan mereka di Eropa untuk gas dan listrik, kerugian yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada awal tahun 2022, PM Orban telah muncul sebagai kritikus vokal sanksi Uni Eropa terhadap Moskow, serta dukungan finansial dan militer blok tersebut untuk tetangganya.
Baca juga:
- Iran Siap Bekerja Sama dengan Badan Internasional Menjawab Pertanyaan Terkait Program Nuklirnya
- PBB Berencana Memperkuat UNIFIL untuk Memberikan Dukungan Pasca-gencatan Senjata di Lebanon
- Asia-Pasifik Jadi Pusat Ekonomi Digital Tapi 1,7 Miliar Orang Tidak punya Akses Internet, Menlu RI: Tanggung Jawab Kita
- IDF Pastikan akan Menyerang Setiap Upaya Pengiriman Senjata dari Suriah untuk Hizbullah
Diketahui, sementara negara-negara di Eropa Barat telah melakukan upaya serius untuk menghentikan ketergantungan mereka pada energi Rusia, Hongaria yang terkurung daratan memperoleh 80-85 persen gasnya dari Rusia, sedangkan 80 persen pasokan minyak mentahnya juga berasal dari Moskow.