DPK Valas Terus Naik, Perbankan Perkuat Layanan Multicurrency
JAKARTA - Dinamika suku bunga dan nilai tukar yang bergerak fluktuatif mendorong perbankan untuk berinovasi dalam memperkuat produk tabungan multicurrency. Hal ini turut berdampak pada tren kenaikan DPK valas di perbankan.
Pengamat Perbankan LPPI, Trioksa Siahaan mengatakan, kenaikan DPK salah satunya disebabkan oleh ekspansi sektor korporasi yang terhambat sehingga mereka menaruh uangnya di bank namun dalam bentuk deposito atau dana mahal. Selain itu, kenaikan suku bunga simpanan yang menarik lebih banyak dana dari masyarakat juga menjadi penyebab naiknya DPK dan transaksi valas.
"Jadi yang perlu dilakukan bank adalah bagaimana untuk mengalihkan DPK dana mahal ke DPK dana murah agar lebih efisien untuk mengelola DPK ini. Salah satunya dengan adopsi teknologi yang tepat, misalnya kemudahan dalam membuka rekening, transfer dan aktivitas perbankan lainnya dalam bentuk mobile banking," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu 13 November.
Senada dengan Trioksa, Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo menuturkan, inovasi dan digitalisasi memegang peranan penting untuk memperkuat daya saing bank melalui peningkatan efisiensi operasional dan kualitas layanan nasabah, yang tidak hanya akan meningkatkan kepuasan nasabah tetapi juga memperkokoh stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang.
"Dengan demikian, inovasi dan digitalisasi menjadi kunci bagi industri perbankan untuk mengelola peningkatan DPK dan transaksi valas secara efektif, sambil tetap menjaga stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan," jelasnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat DPK valas perbankan tumbuh sebesar 19,7 persen yoy pada Mei 2024, dengan total nilai simpanan mencapai Rp1.341,1 triliun. Persentase ini melonjak tinggi dibandingkan dengan bulan April yang tumbuh 12,9 persen yoy dengan nilai simpanan Rp1.291,4 triliun.
Laporan mengenai DPK Valas tersebut juga mencatatkan pertumbuhan positif pada porsi tabungan sebesar 4,6 persen yoy per Mei 2024, yang sebelumnya hanya terkoreksi 3,7 persen yoy pada bulan April lalu. Sementara itu, per Agustus 2024, LPS mencatat DPK valas di perbankan tumbuh 14,4 persen secara tahunan menjadi Rp1.357,22 triliun.
Tidak heran, bank berlomba-lomba menyediakan layanan multicurrency dengan nilai kurs yang kompetitif. Salah satunya adalah dengan memutakhirkan layanan remitansi secara digital sehingga masyarakat dapat mengelola valuta asing dengan lebih efektif tanpa harus terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.
Baca juga:
Berangkat dari hal tersebut, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) memiliki strategi tersendiri untuk meraih loyalitas nasabah dalam layanan multicurrency. Di samping memiliki produk Tabungan multicurrency, yaitu Danamon LEBIH PRO dan transformasi layanan digital, Danamon juga mengembangkan program Danamon Hadiah Beruntun (DHB) untuk mengapresiasi nasabah yang bertransaksi valas di D-Bank PRO, mobile banking milik Danamon.
Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengatakan bahwa dengan bertransaksi valas di D-Bank PRO minimal setara Rp1,5 juta, nasabah bisa mendapatkan nomor undian tambahan untuk ikut dalam program Danamon Hadiah Beruntun (DHB) dan meningkatkan kesempatan untuk menang.
“Di program Danamon Hadiah Beruntun (DHB) kali ini, banyak cara yang dapat dilakukan nasabah untuk memenangkan hadiah undian region dan grand prize. Dengan melakukan peningkatan saldo rata-rata tabungan per bulan sebesar Rp500 juta, nasabah bisa mendapatkan Cashback bulanan hingga Rp15 juta. Nasabah juga dapat memenangkan hadiah undian region dan grand prize. Untuk mendapatkan nomor undian utama, nasabah dapat menambahkan saldo tabungan senilai Rp5 juta,” jelas Ivan.