Prabowo-Biden Sepakati RI-AS Optimalisasi AI Berkelanjutan
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sepakat optimalisasi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mendukung pembangunan berkelanjutan.
Hal itu tercantum dalam dokumen Pernyataan Bersama Presiden Biden dan Presiden Prabowo yang diterbitkan oleh Gedung Putih AS, melalui laman whitehouse.gov, Selasa 12 November waktu setempat.
"Baik Indonesia maupun Amerika Serikat sepakat bahwa AI dan teknologi digital lainnya harus dioptimalkan untuk memungkinkan pembangunan berkelanjutan dan menjembatani kesenjangan digital," demikian pernyataan Gedung Putih yang dilansir di Jakarta, Rabu 13 November, disitat Antara.
Presiden Biden dan Presiden Prabowo menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pembangunan kapasitas, sehingga akses terhadap AI yang aman dan tangguh serta inovasi digital terkait dapat terwujud.
Kedua pemimpin juga menyambut baik kesempatan untuk memperluas proyek jaringan akses radio (Open RAN) di Indonesia.
Perluasan jaringan Open RAN dilakukan dengan meningkatkan kinerja jaringan seluler Indonesia, menciptakan ekosistem yang aman, tangguh, dan kompetitif untuk teknologi canggih, serta menyediakan konektivitas yang lebih luas.
Baca juga:
- Taruna Akmil Malaysia Setrika Panas Badan Juniornya Terancam Bui dan Balikin Dana Beasiswa
- Kumham Imipas Bentuk Komisi Bersama Tangani 8.000 WNI di Filipina yang Dilanda Bencana Topan
- Mantan Dosen di Malaysia Dituding Sebarkan Ajaran Terorisme Daesh di Rumahnya
- AS Dukung Teroris Kurdi Demi Capai Tujuan di Suriah, Turki Desak Pikir Ulang
Menurut kedua pemimpin, kolaborasi untuk mengamankan dunia maya harus berakar pada keinginan bersama, yakni mempromosikan dunia maya yang damai, aman, dan tangguh sebagai pendorong kemajuan ekonomi.
Oleh karenanya, kerja sama melalui pertukaran pengetahuan, pembangunan kapasitas, dan kerja sama penelitian dalam waktu dekat akan dilakukan.
Prabowo dan Biden juga merayakan kemitraan Departemen Luar Negeri AS dengan Pemerintah Indonesia melalui pendanaan Keamanan dan Inovasi Teknologi Internasional (ITSI) di bawah Undang-Undang CHIPS tahun 2022.
AS mendukung agar Indonesia dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, khususnya untuk industri semikonduktor, serta kolaborasi dengan universitas-universitas AS dengan mengoptimalkan dukungan pemerintah AS melalui pendanaan ITSI.