Hyundai Tetap Pertahankan Tombol Fisik, Alasannya?

JAKARTA - Generasi kelima Hyundai Santa Fe resmi diluncurkan ke pasar Indonesia beberapa waktu lalu. Mobil ini hadir dengan menawarkan ruang interior lega dikombinasikan desain radikal pada bagian eksteriornya.

Salah satu yang jadi sorotan adalah masih adanya tombol fisik dan kenob pada bagian dasbor meski telah tersedia dua layar yang saling terintegrasi dengan masing-masing ukuran 12,3 inci, terdiri dari layar sentuh infotainmen dan digital cluster. Bagian konsol tengah juga dihadirkan dual wireless charging pad, membuat pengguna tidak perlu khawatir apabila ponsel cerdasnya alami baterai lemah.

Menurut laporan Korea JoonAng Daily, dilansir dari The Drive, 12 November, seorang eksekutif Hyundai baru-baru ini mengatakan kepada media soal tombol fisik ini ketika mengunjungi pusat desainnya di California bahwa awalnya mereka mencoba beralih ke satu layar sentuh besar untuk semua fungsi: navigasi, media, dan kontrol iklim. Namun, survei membuktikan jika konsumen Amerika lebih menyukai tombol atau kenop daripada layar sentuh untuk sebagian besar kontrol. Layar sentuh seringkali membutuhkan lebih banyak perhatian pengemudi, karena beberapa fungsi dapat terkubur dalam beberapa submenu, membuatnya paling tidak membuat frustrasi saat digunakan saat mengemudi, dan paling buruk berbahaya.

"Ketika kami menambahkan layar [infotainment] terintegrasi di kendaraan kami, kami juga mencoba kontrol berbasis layar sentuh, dan orang-orang tidak menyukainya," kata Wakil Presiden Hyundai Ha Hak-soo.

 "Ketika kami menguji dengan sejumlah kelompok, kami menyadari bahwa orang-orang menjadi stres, kesal, dan kesal ketika mereka ingin mengontrol sesuatu dalam keadaan darurat tetapi tidak dapat melakukannya," tambahnya.

Jika ditarik ke belakang, Tesla adalah yang pertama mempopulerkan layar sentuh besar dan terintegrasi, lalu tren ini menyebar ke seluruh produsen otomotif.

Hyundai mengakui bahwa mereka juga awalnya terpesona oleh desain interior Tesla. Namun, itu tampaknya mulai menghilang dari mobil-mobil Hyundai dan SUV modern terbarunya.

Hyundai bukan satu-satunya merek yang pelanggannya menginginkan kontrol yang lebih sederhana dan lebih cepat ditemukan. Merek mewah Aston Martin memiliki metrik internal untuk mengukur semua kontrol interior, yang disebut "faktor menjengkelkan"

"Jika Anda ingin menaikkan dan menurunkan volume, suhu mutlak—menit Anda harus masuk ke layar dan mengetuk untuk suhu, Anda telah kehilangan pelanggan. Anda telah kehilangan pengalaman," kata direktur desain Aston Martin Miles Nurnberger kepada CarExpert pada bulan Maret lalu.