Menteri Sayap Kanan Smotrich Sebut Kemenangan Trump Kesempatan Israel Menerapkan Kedaulatan di Tepi Barat
JAKARTA - Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat ke-47 memberi Israel "kesempatan penting" untuk "menerapkan kedaulatan Israel atas permukiman di Yudea dan Samaria (Tepi Barat), kata" Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich.
Berpidato di hadapan pers menjelang pertemuan fraksi mingguan partai Zionisme Religius di Knesset, Smotrich menyambut kemenangan Trump atas petahana Joe Biden, yang pemerintahannya menurutnya "sayangnya memilih untuk campur tangan dalam demokrasi Israel dan secara pribadi tidak bekerja sama dengan saya," dikutip dari The Times of Israel 12 November.
Masa jabatan pertama politisi Republik tersebut pada tahun 2017-2021 berdampak positif bagi Israel, kata Smotrich, dengan mengutip pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, pengakuan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel dan keputusan Gedung Putih Trump untuk menyatakan permukiman Israel di Tepi Barat sesuai dengan hukum internasional.
"Kita tinggal selangkah lagi dari penerapan kedaulatan atas permukiman di Yudea dan Samaria, dan sekaranglah saatnya untuk melakukannya," kata Smotrich, seraya menambahkan "Tahun 2025, dengan pertolongan Tuhan, akan menjadi tahun kedaulatan di Yudea dan Samaria."
"Satu-satunya cara untuk menyingkirkan bahaya negara teroris Palestina dari agenda adalah dengan menerapkan kedaulatan Israel atas permukiman Yahudi di seluruh Yudea dan Samaria," lanjutnya, menyebut tindakan seperti itu sebagai respons yang tepat terhadap Hamas, Hizbullah dan poros teroris lain yang didukung Iran.
Mengungkapkan ia telah menginstruksikan Direktorat Permukiman Kementerian Pertahanan dan Administrasi Sipil untuk mulai mempersiapkan dasar penerapan kedaulatan, Smotrich menegaskan sementara musuh Israel melihat 7 Oktober sebagai "langkah pertama dalam penghancuran (Israel), Nazi baru harus membayar harga di wilayah yang akan diambil dari mereka selamanya baik di Gaza maupun di Yudea dan Samaria."
Baca juga:
- Presiden Erdogan Ingin Israel Diisolasi dari Dunia Internasional hingga Akhiri Agresi
- Borrell Optimis Uni Eropa Capai Target Pasokan Satu Juta Amunisi ke Ukraina Akhir Tahun ini
- OKI dan Liga Arab Tegaskan Dukungan Terhadap Palestina, Al-Quds Al-Sharif Garis Merah
- Presiden Korsel Yoon Suk-yeol Latihan Golf untuk Kemungkinan Bertanding dengan Donald Trump
Meskipun akan ada kritik, Perjanjian Abraham (mengenai kesepakatan normalisasi Arab-Israel yang diumumkan di Gedung Putih saat Trump berkuasa September 2020), membuktikan ketika Israel membela apa yang benar, "pada akhirnya ia menerima dukungan dan penghargaan dari AS dan negara-negara Arab tetangga," katanya.
"Saya tidak ragu Presiden Trump, yang menunjukkan keberanian dan tekad dalam keputusannya pada masa jabatan pertama, akan mendukung Negara Israel dalam langkah ini," tambahnya.