KKP Usulkan Ikan Kaleng Masuk Menu Makan Bergizi Gratis
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan ikan kaleng masuk dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengatakan, ikan kaleng bisa menjadi salah satu bahan baku dalam program tersebut.
"Ikan kaleng bagian dari hasil olahan. Iya (bakal digunakan dalam program MBG)," ujar Budi saat ditemui wartawan di kantor KKP, Jakarta, Senin, 11 November.
Budi menyebut, selama ini ikan kaleng kerap digunakan untuk bahan baku usaha catering. Mengingat, ukuran atau isi ikan kaleng sendiri ada yang 200 gram (gr).
"Ini kan bisa menjadi bahan baku, karena kalau kami lihat ikan kaleng itu sebenarnya, kan, ada yang kecil (sekitar) 200 gram. Ada yang memang mereka menyediakan untuk bahan baku usaha catering," katanya.
Menurut Budi, ikan kaleng bisa menjadi solusi menu program MBG karena tingkat aksesibilitasnya terhadap bahan baku yang diolah.
"Kalau bahan bakunya di pantai atau pesisir itu, kan, dekat dengan ikan segar. Namun, ketika mulai ke arah daratan, bahan baku sudah bertingkat dan rantai dinginnya belum terbangun. Maka ikan kaleng itu menjadi salah satu solusi," ucap dia.
Baca juga:
Sementara itu, ketika ditanya awak media bagaimana cara menghilangkan pandangan bahwa ikan kaleng tak lebih sehat dari ikan segar, Budi bilang pihaknya akan terus mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat.
"Kami akan mendorong sosialisasi. Memang ini ada satu pemahaman, edukasi masyarakat sebenarnya olahan yang sudah memenuhi standar-standar SNI itu, kan, layak konsumsi. Ini adalah satu hal yang menjadi langkah kami ketika kami harus melakukan edukasi kepada (masyarakat). Sekarang juga kami akan perluas pemikiran layanan kami yang selama ini mungkin hanya untuk pengolah juga sekarang yang memasak," jelas Budi.
Lebih lanjut, Budi belum dapat memastikan apakah nantinya usulan ini akan diterima oleh Badan Gizi Nasional. Sebab, saat ini KKP masih melakukan koordinasi terkait hal tersebut.
"Kami, kan, selalu komunikasikan dengan mereka. Nanti mereka memilih kira-kira yang akan diambil mana. (Ini masih usulan)," pungkasnya.