Menlu AS dan Sekjen PBB Bahas Keamanan Haiti dan Somalia Termasuk Tawanan di Yaman

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membahas kekhawatiran bersama terkait keamanan di Haiti dan Somalia, serta tawanan yang ditahan oleh kelompok Houthi di Yaman.

Menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS, dalam panggilan telepon pada Jumat lalu -- dikutip dari Anadolu-- Blinken menyoroti kemajuan yang dicapai oleh misi Dukungan Keamanan Multinasional (MSS) di Haiti. 

Pejabat AS itu juga membahas “nilai penting dalam memenuhi permintaan pemerintah Haiti untuk mengubah MSS menjadi operasi penjaga perdamaian PBB, yang akan memberikan dukungan keamanan berkelanjutan bagi rakyat Haiti.”

Haiti telah menghadapi gelombang kekerasan geng dalam beberapa tahun terakhir, yang diperburuk dengan pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021.

Kedua pemimpin juga membahas opsi pendanaan untuk Misi Dukungan dan Stabilisasi Uni Afrika di Somalia (AUSSOM) dan “langkah-langkah untuk memastikan pembebasan semua staf PBB, diplomat, dan organisasi non-pemerintah yang ditahan oleh Houthi di Yaman.”

Pada 6 Juni, enam staf hak asasi manusia PBB, termasuk satu wanita dan lima pria, ditangkap bersama tujuh personel PBB lainnya, menurut Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR).

Sementara Somalia dikenal dengan serangkaian serangan teroris yang berlangsung bertahun-tahun, terutama oleh al-Shabaab, kelompok yang terkait dengan al-Qaeda.

Blinken menyampaikan terima kasih kepada Guterres atas kepemimpinan dan upaya kolaboratifnya dalam menghadapi tantangan ini.