Penghapusan Utang Bisa Bikin UMKM Reborn
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menyambut baik kebijakan penghapusan utang untuk UMKM, nelayan dan petani. Menurutnya, kebijakan ini akan membuat UMKM yang lesu bertumbuh kembali.
"Penghapusan utang ini pastinya berdampak positif, UMKM bisa reborn (tumbuh kembali) sehingga akan membantu pertumbuhan ekonomi kita," ujar Cucun, Kamis 7 November.
Seperti diketahui, kebijakan penghapusan utang ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024. Aturan tersebut berisi tentang penghapusan utang macet bagi UMKM di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan, yang memang sudah ada dalam daftar penghapusbukuan oleh himpunan bank-bank milik negara (Himbara).
Cucun mengatakan kebijakan yang diambil Presiden Prabowo Subianto itu merupakan langkah yang tepat.
"Di tengah banyaknya badai PHK yang belakangan terjadi dan dinamika ekonomi yang penuh tantangan, UMKM bisa menjadi jaring pengaman sosial,” tuturnya.
“Sehingga penghapusan utang bagi pelaku UMKM dan kelompok masyarakat di sektor riil seperti petani dan nelayan dapat menjaga perekonomian Indonesia,” sambung Cucun.
Berdasarkan informasi, akan ada sekitar 1 juta UMKM yang terdaftar dalam penghapusbukuan bank. Rata-rata jumlah utang yang dihapus berkisar maksimal Rp500 juta untuk badan usaha dan Rp300 juta untuk perorangan dengan tenor 10 tahun.
Menurut Cucun, menjaga UMKM dari kesulitan keuangan juga berarti menjaga roda ekonomi negara. Sebab UMKM memiliki peran yang cukup dominan terhadap perekonomian nasional karena berhasil menyumbang sekitar 99% dari total unit usaha yang ada di Indonesia.
Baca juga:
- Memahami Perspektif Kurir Sepeda sebagai Kekuatan Budaya setelah Ikutan 'Ngurir' bersama Rider Westbike Messenger Service
- Kami ke Lokasi Nobar 'KPK EndGame' dan Buktikan Sabotase Tak Bisa Gulung Layar yang Sudah Terkembang
- Alasan Publik Kerap Terkejut dengan Kejahatan Seksual di Panti Sosial
- Enaknya Wakil Rakyat, Dana Pensiunnya Seumur Hidup
“Selain banyak membuka lapangan pekerjaan dan berkontribusi pada PDB, keberadaan UMKM juga akan memutar roda perekonomian pada suatu daerah. Dan saat daerah maju, kesejahteraan masyarakat akan meningkat sehingga diperlukan intervensi bagi UMKM-UMKM yang sedang terpuruk,” papar Cucun.
Cucun mengingatkan pentingnya pendampingan bagi UMKM yang utangnya dihapuskan. Sebab, kata Cucun, penghapusan utang ini merupakan solusi jangka pendek bagi kemajuan usaha UMKM.
“Pendampingan berkelanjutan tetap harus dilakukan agar para pelaku UMKM bisa bangkit lagi. Misalnya dengan pendidikan finansial agar mereka tidak kembali terjerat dalam utang," ucapnya.
Cucun mengatakan, pelatihan finansial diharapkan dapat memaksimalkan potensi dan kemandirian usaha UMKM. Pemerintah bisa berkolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk memberi bimbingan dan konseling kepada pelaku usaha mengenai sistem manajemen keuangan.
"Penghapusan utang memang dapat membantu pelaku UMKM untuk sementara, tetapi tanpa diiringi strategi jangka panjang, kebijakan ini hanya akan memberikan bantuan sesaat," sebut Cucun.
"Kita butuh kebijakan yang memastikan UMKM tidak kembali terbebani utang macet di kemudian hari. Pendampingan juga dibutuhkan demi pemberdayaan usaha mereka,” lanjutnya.
Selain diberikan pengetahuan dan pelatihan tentang managemen keuangan, para pelaku UMKM dinilai penting juga untuk diberikan pelatihan teknologi. Sebab inovasi dan kreativitas dalam setiap industri dibutuhkan untuk memajukan usaha.
"Pelatihan dalam pemasaran digital dan teknologi terbaru yang relevan sangat dibutuhkan UMKM. Dukungan ini sangat penting untuk mendorong peningkatan efisiensi dan daya saing UMKM di pasar yang lebih luas," jelas Cucun.
Dengan meningkatkan skill dan kualifikasi, UMKM Indonesia diyakini Cucun bisa semakin melebarkan sayapnya hingga ke pasar global.
“Tidak sedikit UMKM kita yang tak hanya berhasil di dalam negeri, tapi bisa mengekspor produk mereka sampai ke luar negeri. Ini yang harus kita dorong,” ungkap Legislator dari Dapil Jawa Barat II itu.
Cucun pun menyoroti soal Indonesia yang meraih gelar sebagai negara penghasil vanili terbesar kedua di dunia. Bahkan Indonesia sendiri pernah berhasil memproduksi sebanyak 2.306 ton vanili.
Salah satu pelaku UMKM yang sukses adalah petani vanili bernama Muh Khoirul Soleh yang memulai usaha budidaya vanili dari nol hingga berhasil mengekspor hasil budidayanya sampai ke Benua Afrika.
"Banyak sekali contoh UMKM yang bisa memasarkan produknya hingga keluar negeri. Tapi kita sadari Pandemi Covid-19 dan dinamika ekonomi global juga membuat sebagian UMKM kita terhimpit. Jadi memang perlu ada terobosan bagi para UMKM kita,” urai Cucun.
Di sisi lain, Cucun mendorong pelaku UMKM dan petani hingga nelayan untuk semakin berdikari.
“Indonesia punya banyak entrepreneur yang lahir dari UMKM. Saya yakin dengan potensi yang dimiliki pelaku UMKM Indonesia dibantu dukungan dari negara, dunia UMKM kita akan membawa banyak kemajuan pada perekonomian nasional,” urainya.
Cucun menambahkan, semakin UMKM bertumbuh maka semakin banyak rakyat yang mendapat manfaatnya. Sebab sebagai motor ekonomi, UMKM dapat membantu pertumbuhan Indonesia.
“Ketika pertumbuhan ekonomi baik, negara bisa meningkatkan fasilitas bagi masyarakat. Baik sarana/prasarana pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan berbagai peningkatan pada aspek sosial,” tutup Cucun.